Jahe Merah Dapat Menyembuhkan Corona?
Jahe Merah Dapat Menyembuhkan Corona? Benarkah demikian dan bagaimana dunia medis atau dunia kesehatan menjelasakannya?
HIDAYATUNA.COM – Saat ini dunia tenggah disibukkan dengan pencarian vaksin dan obat untuk menangkal sebaran dan paparan virus corona. Vaksin tengah di kembangkan oleh pakar medis dan virologi dunia tengah menunggu uji klinis. Ikhtiar pengunaan ramuan-ramuan tradisional juga banyak dilakukan diantaranya jahe merah. Maka tidak heran harga jahe merah yang biasanya di kisaran 40 ribu sekarang di beberapa daerah harganya sudah meroket 3 kali lipat hingga menyentuh angka 120 ribu perkilonya. Lonjakan harga yang cukup fantastis ini bisa disinyalir akibat kepanikan masyarakan akan wabah corona.
Hal ini di picu oleh berbagai informasi dan komentar para ahli mengenai manfaat jahe merah. Salah satunya adalah Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin, Chairul Anwar Nidom, mengatakan virus corona dapat ditanggulangi dengan obat herbal yang mengandung curcumin. Zat tersebut terdapat pada rempah-rempah yang biasa digunakan memasak seperti jahe, temulawak, kunyit dan lain-lain.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development, Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Masteria Yunovilsa Putra membenarkan bahwa jahe merah dapat berfungsi untuk meringankan gejala covid 19, bukan membunuh virusnya. Karena secara umum, virus korona memiliki gejala peradangan berlebih pada paru-paru. Dengan aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh jahe merah dimungkinkan dapat meredakan gejala tersebut.
Jika demikian halnya dalam tinjauan sains, bagaimana padananya dalam tinjauan syaranya, apakah ada tuntunan yang menyebutkan pengunaan ramuan tradisional dan bahan-bahan alami dalam menyembuhkan penyakit tertentu.
Cukup banyak sebenarnya tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat-obatan jika meninjau baik dari keterangan-keterangan al-Quran atau hadis Nabi, sekalipun demikian setidaknya yang paling familier digunakan adalah madu dan jintan hitam.
Sebagaimana hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُمَا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا السَّامَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَالسَّامُ الْمَوْتُ وَالْحَبَّةُ السَّوْدَاءُ الشُّونِيزُ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dalam habbatus sauda’ (jintan hitam) terdapat obat dari segala penyakit kecuali kematian.” Ibnu Syihab berkata; “Maksud dari kematian adalah maut sedangkan habbatus sauda’ adalah pohon syuniz.”
Ibn Hajar al-Asqalani mengatakan: Maksud “al-Habbah as-Sauda’ itu merupakan obat bagi setiap penyakit ialah, bahwa ia tidak digunakan untuk menyembuhkan semua penyakit begitu saja, tetapi kadang-kadang pengunaan jintan hitam digunakan sendirian tanpa campuran apapun, namun dilain sisi juga kadang perlu digunakan dengan campuran bahan lainnya, kadang-kadang digunakan dengan ditumbuk hingga halus dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang dimakan, diminum, dimasukkan hidung, ditempelkan dan lainnya. Sedangkan ada yang mengatakan bahwa maksud: sabda Nabi: “dari segala penyakit” itu segala penyakit yang bisa diobati dengannya, karena al-Habbah as-Sauda’ itu memang bermanfaat bagi penyakit-penyakit dingin, sedang penyakit-penyakit panas itu tidak.
Baca Juga: Hujan Adalah Rahmat Allah
Jika melihat komentar dari Ibnu Hajar sendiri bahwa redaksi obat dari segala penyakit memiliki catatan kaki yang perlu di tinjau lebih dalam, yaitu menyangkut penyakit yang dapat di obati dengan obat-obat tersebut, sebagaimana kandungan senyawa yang terdapat pada obat tersebut. Karena itu dalam hadits-hadits Nabi banyak menyebutkan berbagai macam bahan-bahan tradisional yang dapat digunakan untuk berobat sesuai dengan kondisi penyakitnya, sebagaimana dahan kayu India yang dapat digunakan untuk menyembuhkan radang penyakit paru. Sebagaimana hadits nabi
حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ الْهِنْدِيِّ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ يُسْتَعَطُ بِهِ مِنْ الْعُذْرَةِ وَيُلَدُّ بِهِ مِنْ ذَاتِ الْجَنْبِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadl] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu ‘Uyainah] dia berkata; saya mendengar [Az Zuhri] dari [‘Ubaidullah] dari [Ummu Qais binti Mihshan] berkata; saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Gunakanlah dahan kayu India, karena didalamnya terdapat tujuh macam penyembuh, dan dapat menghilangkan penyakit (racun) di antaranya adalah radang penyakit paru.’ Ibnu Sam’an berkata dalam haditsnya; “Karena sesungguhnya padanya terdapat obat dari tujuh macam jenis penyakit, di antaranya adalah radang penyakit paru (dada). (HR. Bukhari. 5260)
Selain jintan hitam, madu juga cukup familier dalam pengobatan ala Nabi. adalah madu, yakni dipercaya dapat menjadi penawar berbagai penyakit. Seperti dijelaskan di dalam Surat An Nahl ayat 69:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan,”
Dalam tafsir al Misbah, Qurais Shihab berpendapat bahwa Madu merupakan jenis zat yang mengandung unsur glukosa dan perfentous (semacam zat gula yang sangat mudah dicerna) dalam porsi cukup besar. Melalui ilmu kedokteran modern didapat kesimpulan bahwa glukosa berguna sekali bagi proses penyembuhan berbagai macam jenis penyakit melalui injeksi atau dengan perantaraan mulut yang berfungsi sebagai penguat. Di samping itu, madu juga memiliki kandungan vitamin yang cukup tinggi terutama vitamin B kompleks.
Sedangkan menurut Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsirnya al-Jalalain, (Dari perut lebah itu keluar minuman) yakni berupa madu (yang bermacam-macam warnanya di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) dari berbagai macam penyakit. Menurut suatu pendapat dikatakan dari sebagian penyakit saja. Atau sebagai obat untuk berbagai macam penyakit bila digabungkan dengan obat-obat lainnya.
Dalam hadits Riwayat Bukhari No 5267, juga di sebutkan bahwa madu merupakan salah satu komponen yang cukup baik dijadikan obat.
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبَانَ حَدَّثَنَا ابْنُ الْغَسِيلِ قَالَ حَدَّثَنِي عَاصِمُ بْنُ عُمَرَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنْ كَانَ فِي شَيْءٍ مِنْ أَدْوِيَتِكُمْ خَيْرٌ فَفِي شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ لَذْعَةٍ مِنْ نَارٍ وَمَا أُحِبُّ أَنْ أَكْتَوِيَ
Artinya: Dari Jabir bin Abdullah dia berkata; saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sekiranya ada sesuatu yang lebih baik untuk kalian pergunakan sebagai obat, maka itu ada terdapat pada minum madu, berbekam dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) dan saya tidak menyukai kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang luka).”
Sedangkan untuk Jahe sendiri redaksi yang dapat ditemukan cukup terbatas diantaranya adalah riwayat Nuaim,
Dari Abu Sa’id Al Khudri dia menceritakan: “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap orang satu potong untuk dimakan dan aku juga mendapatkan satu potong untuk kumakan.” (HR: Abu Nuaim).
Sedangkan dalam al-Quran Allah menyingung Jahe sebagai salah satu campuran minuman yang ada di dalam surga.
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلً
Artinya:“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.“ (QS: Al Insan (76 ) : 17 )
Tidak terdapat penyebutan Jahe secara Ekspilist dapat digunakan obat dalam riwayat-riwayat, namun terlepas dari itu, tidak adanya dalil yang jelas mengenai sesuatu hal bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan untuk hal lain. Demikiannya dengan Jahe.
Sebagaimana halnya sabda Nabi dalam HR, Bukhori No. 524
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
Artinya: “Dari Abu Hurairah radliallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan juga obatnya”
Setiap penyakit memiliki penawarnya tersendiri, sekalipun vaksin corona belum kunjung di temukan, kiranya senyawa yang terdapat di dalam kandungan Jahe merah dapat memperingan inveksi dan gejala yang di akibatkan oleh korona. Sembari menunggu uji klinis vaksin yang sedang di uji coba maka sebaiknya kita menahan diri untuk menghindari potensi-potensi tertular dan menularkan. dengan menjaga imunitas dan kesehatan tubuh sekaligus kebersihan lingkungan.
Wallahu a’lam bisshawab.