Jadi Minoritas, Kelompok Islam di Denmark Alami Diskriminasi
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Kasus diskriminasi kerap kali menyasar terhadap kelompok minioritas. Salah satunya seperti di Denmark, kasus diskriminasi kerap dialami oleh kelompok Islam minoritas di negara tersebut.
Institute for Human Rights Denmark dalam laporannya menyebutkan bahwa sejumlah nama-nama orang yang memakai nama berbau Timur Tengah kerap mendapat perlakuan diskriminasi.
Jika dibandingan dengan orang yang menggunakan nama di luar nama khas orang Timur Tengah, nama-nama Islam menempati peringkat tertinggi dalam mendapatkan perilaku diskriminasi.
Dilansir one-europe.info, seorang warga yang tinggal Denmark bernama Majeed Essam membenarkan hal tersebut. Ia mengaku sudah 24 tahun tinggal di negara tersebut, namun hingga kini ia masih mendapat perlakuan diskriminasi.
“Sampai sekarang saya belum bisa mendapatkan kewarganegaraan. Aku masih memiliki paspor pengungsi. Ini rasialis! Saya memiliki kerabat di Jerman, Prancis, Swedia, dan Inggris di mana mereka menjadi warga negara secara otomatis setelah empat sampai lima tahun residensi otomatis,” kata Majeed Essam dikutip Sabtu (15/8/2020).
Dilkutip dari Republika, Majeed Essam dan keluarganya melarikan diri dari Perang Kuwait ke Denmark pada 1991. Ia memiliki toko manisan di Bazar Vest. Tetapi, seperti 43 persen dari populasi etnis minoritas di negara itu, ia merasa bahwa ia adalah korban diskriminasi karena latar belakang etnisnya.
Tak ada angka pasti berapa jumlah populasi Muslim di Denmark. Tak ada aturan yang mewajibkan penduduk mencatat agamanya. Hanya, memang diperkirakan kurang lebih ada 200 ribu Muslim dari total penduduk Denmark. Islam merupakan agama minoritas di Denmark.
Departemen Luar Negeri AS mencatat, terdapat sekitar 3,7 persen Muslim di Denmark. Namun, menurut laporan Lembaga UNHCR PBB, 270 ribu Muslim tinggal di Denmark atau 4,8 persen dari populasi yang berjumlah 5,6 juta.
Menurut Dewan Penasihat Rasisme, diskriminasi institusional dan struktural menciptakan masalah yang begitu besar bagi etnis minoritas. Ia menjelaskan, Muslim minoritas di Denmark tidak mengalami diskriminasi di ruang publik.
“Namun, diskriminasi karena etnis didapatkan saat ingin mencari tempat tinggal, mencari pekerjaan, dan mendapat kewarganegraan,” jelasnya.