Israel Blokir Ekspor Hasil Pertanian dari Palestina
Israel Blokir Ekspor Hasil Pertanian dari Palestina. Situasi Semakin Memperkeruh Hubungan Keduanya, yakni Israel dan Palestina
HIDAYATUNA.COM – Di tengah-tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat kontroversial dari ‘Deal of The Century’ milik Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, militer Israel melakukan pemblokiran ekspor hasil pertanian dari Palestina melalui Yordania dalam sebuah eskalasi perang dagang terbaru antara Palestina-Israel.
Mengikuti instruksi dari Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennett, militer Israel mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan hasil pertanian dari Palestina untuk menyeberangi tanah wilayah mereka menuju ke Yordania, yang merupakan satu-satunya rute ekspor ke dunia luar yang berada di wilayah West Bank.
Pemerintah Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel yang berada di pos-pos pemeriksaan telah memblokir pengiriman sayur-sayuran mereka yang sedang dalam perjalanan untuk diekspor ke luar negeri.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertanian dari Palestina mengatakan bahwa pada tahun lalu ekspor sayuran Palestina ke Israel bernilai $88 juta, jumlah itu merupakan 68 persen dari keseluruhan jumlah ekspor sayuran di wilayah West Bank yang mereka duduki..
“Kemarin, direktur penyeberangan Israel telah memberi tahu semua eksportir dan semua pihak terkait bahwa mulai pada hari minggu, semua produk hasil pertanian dari Palestina akan dilarang untuk di ekspor ke pasar dunia melalui penyeberangan Yordania,” kata Menteri Pertanian Palestina, Riyal al-Attari, kepada radio Voice of Palestine.
Wakil Menteri Ekonomi Palestina, Tariq Abu Laban, mengatakan kepada kantor berita Palestina, WAFA, bahwa keputusan Israel untuk melarang ekspor barang-barang dari Palestina adalah sebagai tanggapan terhadap keputusan pemerintah Palestina yang telah lebih dulu melarang impor anak sapi dari Israel.
Krisis ini mulai meledak pada bulan September lalu ketika pemerintah Palestina memutuskan untuk berhenti mengimpor daging sapi dari Israel. Mereka mengklaim bahwa sebagian besar dari 120.000 ekor sapi yang mereka impor setiap bulannya dari Israel adalah juga hasil impor mereka [Israel] dari negara lain, dan oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk langsung mengimpor dari negara lain tanpa melalui Israel.
Langkah yang diambil oleh Palestina itu ditujukan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi mereka pada Israel. Tak lama setelah pengumuman pada bulan September itu, peternak sapi Israel yang melihat penurunan penjualan di pasar mereka mulai menekan pemerintah Israel untuk mengambil tindakan.
Bennett pun akhirnya membalas dengan melarang impor daging sapi dan juga produk lainnya dari Palestina, sebuah tindakan yang semakin memicu Palestina untuk memperluas boikot mereka, dengan berhenti mengimpor sayuran, buah-buahan, minuman, dan juga air mineral dari Israel.
Palestina mengatakan bahwa tindakan mereka dalam memperluas daftar boikot itu demi menekan pemerintah Israel agar mencabut larangannya, sementara Israel mengatakan bahwa sistem perdagangan akan dipulihkan kembali pada saat Palestina mencabut larangan impor ternak yang telah mereka mulai lebih dulu. (Aljazeera.com)