Islamofobia Picu Kelompok Sayap Kanan di Eropa Meningkat
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Direktur Utama Kelompok Advokasi CAGE Muhammad Rabbani yang berbasis di Inggris menilai sentimen pemerintah Prancis terhadap Muslim telah mendorong kelompok populis sayap kanan di Eropa meningkat dan menguat.
Untuk dirinya menilai Prancis turut bertanggung jawab atas hal itu. Pasalnya perilaku diskriminasi yang ditujukan kepada kelompok muslim semakin menguatkan sentimen kelompok sayap kanan terhadap warga yang menganut Islam.
“Prancis bisa dibilang laboratorium pengujian untuk Islamofobia Eropa,” kata Muhammad Rabbani dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (19/1/2021).
Oleh karena itu, lanjut dia, sangat penting bahwa itu ditantang dengan kuat dan dalam gaya yang terorganisir sehingga tidak meluas melampaui perbatasan Prancis.
Tentang tanggapan komunitas Internasional, Rabbani mengatakan meski reaksi keras setelah karikatur penghinaan Nabi Muhammad oleh majalah Prancis Charlie Hebdo, diikuti dengan seruan memboikot produk Prancis memang mengejutkan pendirian di Paris, banyak hal tetap tidak berubah di tingkat kebijakan negara itu.
Sebagai informasi, fenomena Islamofobia saat ini menjadi salah satu perhatian dunia. Sebab, pada 2020 lalu, terjadi aksi kekerasan yang diawali terbunuhnya seorang guru akibat mengambar karikatur Nabi Muhammad SAW di Prancis.
Aksi kekerasan tersebut menimbulkan reaksi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina umat muslim. Hal tersebut menuai kecaman dari umat musim seluruh dunia.
Sejumlah pihak menganggap saat ini Prancis mengalami Islamofobia. Dan itu terus menyebar ke Eropa, khususnya menguat di kalangan kelompok sayap kanan yang terkenal sangat anti keragaman.