Islam di Rusia Tumbuh Pesat Pasca Runtuhnya Uni Soviet

 Islam di Rusia Tumbuh Pesat Pasca Runtuhnya Uni Soviet

Mendirikan pemerintahan wajib bagi Islam (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Runtuhnya Uni Soviet pada 1991 membawa angin segar bagi perkembangan Islam dan agama-agama lain di Rusia. Sebelumnya, saat pemerintahan Uni Soviet, semua agama di batasi negara tersebut.

Namun pada tahun 1989, pihak berwenang Rusia kemudian melonggarkan banyak pembatasan. Situasi ini membuat Islam kembali tumbuh dan berkembang secara baik.

Bukti Islam berkembang pesat di Rusia ditandai dengan meningkatnya jumlah masjid selama tiga dekade terakhir.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Rusia Magomedsalam Magomedov di Forum Muslim Internasional XIX di Moskow.

Ia menyebut tahun 2023, Rusia telah mencatatkan rekor, di mana jumlah masjid di negara berjuluk beruang merah itu meningkat pesat. Peningkatan jumlah masjid ini sebut sangat signifikan.

“Jumlah masjid bagi Muslim telah meningkat 60 kali lipat dalam tiga dekade,” ujar Magomedov dilansir dari Republika, Kamis (14/12/2023).

Peningkatan ini, menurut Magomedov membuktikan bahwa komunitas Muslim di Rusia semakin banyak.

“Pada 1991, negara ini hanya memiliki 120 masjid dan sekarang ada lebih dari 7.000 masjid,” jelasnya.

Magomedov juga mengatakan setiap tahun teradapat 25 ribu Muslim Rusia melakukan haji ke kota suci Makkah.

“Sebanyak 350 ribu Muslim dari Rusia telah melakukannya selama 30 tahun terakhir,” tambahnya.

Tidak hanya Islam, agama-agama lain juga seperti Kristen Ortodoks juga mendapat angin segar pasca tumbangnya Uni Soviet.

Sebagai informasi, selama era Uni Soviet, semua agama dibatasi. Namun setelah runtuh, kebebasan beragama menjadi hak konstitusional di Rusia.

Kebangkitan agama-agama tidak hanya terjadi di agama Islam saja, tetapi juga Kristen Ortodoks. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *