Islam di Guyana Terus Bertumbuh
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pekembangan Islam di negara Guyana dari waktu ke waktu terus semakin bertumbuh.
Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bangunan masjid di negara yang terletak di pesisir utara Amerika Selatan tersebut.
Dilihat dari kalkulasi agama yang anut oleh populasi rakyat Guyana secara keseluruhan, Islam termasuk sebagai agama minoritas di negara tersebut.
Meski demikian, dengan semangat pengimplentasian ajaran Islam yang kuat, Islam di negara dengan luas wilayah hanya 214 kilometer ini menemukan momentumnya.
Organisasi Islam Pusat Guyana (CIOG) mencatat saat ini ada sekitar 145 unit masjid di negara tersebut. Yang tersebar di seluruh penjuru negara tersebut.
“Padahal, komunitas Muslim sendiri mencakup sekitar tujuh persen dari populasi,” tulis laporan CIOG dikutip Hidayatuna.com, Rabu (7/10/2020).
Disebutkan bahwa melalui acara Festival Islam, umat Islam di negara berpenduduk 777 ribu jiwa ini melakukannya setiap tahun.
“Acara berlangsung sepekan penuh dilakukan di kota-kota besar sampai ke desa. Beragam aktivitas keagamaan digelar,” jelasnya.
Umat Muslim Guyana mamandang ajaran Islam sebagai pegangan kehidupan. Itu dijalankan secara nyata.
Islam menjadi solusi dari setiap permasalahan. Selain juga acuan dalam membina kerukunan dan toleransi antaragama.
“Warga non-Muslim menghormati warga Muslim, begitu pula sebaliknya. Kesalahpahaman terhadap Islam sangat sedikit, tidak seperti di negara lain,” tulis laporan tersebut.
Mengenai pertumbuhan Islam di Guyana, Raymond Chickrie dalam artikelnya berjudul Muslim in Guyana, The South Asian Connection memberikan pernyataan senada.
“Islam memang sedang tumbuh dengan pesat di Guyana maupun negara-negara lain di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Sepanjang kegairahan itu berlangsung, muncul keinginan dari masyarakat Muslim untuk mempelajari bahasa Arab. Karena itu, semakin banyak lembaga pendidikan agama menyediakan sarana pelatihan bahasa ini.
Hal menarik lainnya di negara tersebut, sejumlah muda mudi dari golongan Hindu maupun Nasrani, mereka tertarik mempelajari Islam.
“Fenomena itu sudah berlangsung lama, tidak sedikit kaum non-Muslim memutuskan menjadi mualaf,” jelasnya.
Mereka menemukan kebenaran dalam Islam, juga kedamaian melalui ajarannya. Puluhan bahkan ratusan orang tercatat telah menyatakan keislamannya. (Hidayatuna/MK)