Iran, Model Anti Penindasan dan Koeksistensi Agama
HIDAYATUNA.COM, Teheran – George Saliba, Kardinal Ortodoks kawasan Gunung Lebanon dan Tripoli, mengatakan bahwa Iran telah memberikan model anti-penindasan yang baik dan koeksistensi. Antar pengikut agama tauhid dengan mendukung yang tertindas dan memperlakukan para pengikut agama tauhid dengan tulus.
“Menjelang Tahun Baru, George Saliba, Kardinal Ortodoks Gunung Lebanon dan Tripoli (Kardinal; posisi Katolik tertinggi setelah Paus). Dengan hadir di konsulat budaya di Beirut, bertemu dan berbicara dengan Abbas Khamehyar.” Dilansir dari IQNA, mengutip Konsulat Kebudayaan Iran di Lebanon.
Dengan mengapresiasi tindakan konselor kebudayaan Iran di bidang kebudayaan, George Saliba memuji posisi Republik Islam Iran. Dalam mendukung kaum tertindas dunia.
Ia mengatakan bahwa Republik Islam Iran selalu mendukung kaum tertindas melawan kaum penindas, terutama Amerika Serikat.
Saliba menambahkan, dengan mendukung yang tertindas dan memperlakukan para pengikut agama tauhid dengan tulus, Iran telah memberikan model anti-penindasan yang baik. Sekaligus sebagai koeksistensi di antara para pengikut agama tauhid.
Republik Islam Iran mendukung Perlawanan Arogansi.
Kardinal Lebanon itu menyatakan bahwa pengembangan hubungan antara pengikut agama dan berbagai mazhab memainkan peran penting. Dalam menghidupkan kembali budaya dialog yang bertujuan dan konstruktif dalam masyarakat.
Abbas Khamehyar, konselor budaya Iran di Lebanon, juga mengucapkan selamat Tahun Baru Kristen kepada George Saliba. Ia mengatakan bahwa Republik Islam Iran mendukung negara-negara bebas dalam melawan arogansi. Mereka juga berusaha untuk menciptakan solidaritas dan empati di antara pengikut agama tauhid.
“Menetralisir ancaman dan konspirasi neo-kolonialisme adalah salah satu kebijakan konstan Iran. Sehingga Republik Islam Iran mengundang para pengikut agama samawi untuk persaudaraan dan memerangi faktor pemecah belah di antara negara-negara di kawasan itu,” imbuhnya.
Konselor Kebudayaan Iran di Lebanon mengumumkan kesiapan konsulat untuk meluncurkan proyek kebudayaan yang komprehensif dan bersama. Termasuk nota kesepahaman intelektual dan sosial, dalam penguatan dan pendalaman hubungan Kristen-Islam.
Di penghujung, Konsulat Kebudayaan Republik Islam Iran di Lebanon menyumbangkan salah satu manuskrip tertua Perjanjian Baru. Kepada George Saliba dan Saliba juga menyumbangkan beberapa buku karyanya ke Khamehyar.