Iran Minta AS ‘Hentikan Kekerasan’ Terhadap Rakyatnya Sendiri
HIDAYATUNA.COM – Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Iran telah meminta Amerika Serikat (AS) untuk ‘hentikan penggunaan kekerasan’ saat menghadapi aksi demonstrasi besar-besaran yang sedang berlangsung di negara itu menyusul seorang anggota kepolisian yang telah membunuh seorang pria kulit hitam di kota Minneapolis.
“Kepada warga Amerika: dunia telah mendengar suara anda tentang situasi penindasan yang sedang terjadi. Dunia berdiri bersama anda,” kata juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, pada sebuah konferensi pers di Teheran.
“Dan kepada para pejabat dan polisi Amerika: hentikan penggunaan kekerasan terhadap rakyat anda sendiri dan biarkanlah mereka bernafas,” lanjut Mousavi kepada para wartawan dalam bahasa Inggris.
Seperti yang diketahui, dalam beberapa hari terakhir, puluhan ribu massa telah turun ke jalan-jalan di AS untuk memprotes kebrutalan yang telah dilakukan oleh anggota kepolisian sekaligus menuntut hukuman yang lebih berat terhadap sang pelaku, mereka juga lanjut menuntut untuk ditangkapnya anggota polisi lain yang saat itu berada di samping pelaku ketika ‘tragedi George Floyd’ berlangsung.
Sebagai informasi, George Floyd, seorang pria berkulit hitam telah meninggal setelah seorang anggota kepolisian berkulit putih, Derek Chauvin, menekan lututnya di leher Floyd yang telah diborgol dan tengkurap di atas tanah selama hampir sembilan menit, sampai dia berhenti bernapas.
Saat ini, Chauvin sendiri telah dipecat dan didakwa telah melakukan pembunuhan tingkat tiga.
“Kami sangat menyesal melihat warga Amerika, yang secara damai menginginkan rasa hormat dan tidak adanya lagi aksi kekerasan, justru ditekan tanpa pandang bulu dan mendapatkan kekerasan yang luar biasa,” kata Mousavi.
Dia juga lanjut menuduh AS, yang diketahui telah menjadi musuh lama Iran, telah ‘melakukan tindakan kekerasan dan intimidasi baik di dalam maupun di luar negeri’.
Aksi demonstrasi ‘#BlackLivesMatter’ itu, yang terkadang berakhir dengan sangat keras, telah diliput secara luas di media Iran, terutama di televisi milik pemerintah, yang baru-baru ini menyiarkan sebuah program yang menuduh AS telah melakukan rasisme institusional. (Aljazeera.com)