Iran Batal Beli Vaksin Covid karena Dianggap Terlalu Mahal
HIDAYATUNA.COM, Teheran – Sampai saat ini, Iran masih belum melakukan pembelian vaksin korona. Hal itu dikarenakan pemerintah Iran menganggap harga vaksin disebut terlalu mahal.
Batalnya pembelian vaksin oleh Iran atas dasar alasan mahal ini disampaikan oleh salah seorang pejabat kesehatan di Iran sendiri. Meski Iran menjadi salah satu negara paling parah terdampak virus korona di Timur Tengah, Iran tetap belum melakukan pembelian vaksin.
Kepala markas anti-Covid Teheran, Alireza Zali menjelaskan sampai saat ini otoritas Iran masih belum memberikan izin. Untuk melakukan pembelian vaksin. Pasalnya, harga vaksin dianggap terlalu mahal.
“Mereka tidak mengizinkan pembelian vaksin karena mereka pikir harganya mahal,” ungkap Alireza Zali dilansir dari Sindonews dengan melansir dari Al Arabiya, Kamis (12/8/2021).
Saat ini Iran disebut tengah “menyembunyikan” jumlah kematian warganya akibat virus korona dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di mana sejumlah data yang disampaikan ke WHO tidak menyeluruh.
“Ketika para ahli dari WHO datang ke Iran, alih-alih berkonsultasi dengan mereka. Kami terus-menerus meminta mereka untuk memuji sistem kesehatan Iran di media,” ujarnya.
Dia mengatakan, utusan Iran di seluruh dunia tidak melakukan apa pun untuk mengamankan vaksin dari negara lain. “Saya berbicara dengan duta besar Jepang, dan dia mengatakan bahwa duta besar Iran tidak menanyakan tentang vaksin sama sekali; diplomasi macam apa ini?” tanya Zali.
Dirinya mengenang pengusiran Iran terhadap tim dari Doctors Without Borders yang datang ke negara itu pada Maret 2020 untuk merawat pasien virus Corona.
“Kami mengirim kembali bantuan internasional dan Doctors Without Borders dari bandara. Sementara kami tidak memiliki banyak informasi tentang virus tersebut,” tuturnya.
Zali memperingatkan bahwa situasinya akan “menjadi jauh lebih buruk” dalam beberapa minggu mendatang. Ia juga menambahkan bahwa pihak berwenang harus membeli vaksin, terlepas dari biayanya.
“Kenapa kita mau membeli peralatan untuk industri minyak dengan harga tiga kali lipat sementara di bawah sanksi, tetapi bukan vaksin,” ungkapnya.