Inilah Tirakat KH. Wahid Hasyim sehingga Putranya Menjadi Presiden

Inilah Tirakat KH. Wahid Hasyim sehingga Putranya Menjadi Presiden
HIDAYATUNA.COM – KH. Wahid Hasyim adalah salah satu kader muda terbaik Nahdlatul Ulama, diusianya yang masih sangat muda beliau telah menjadi Menteri Agama dalam tiga kabinet pemerintahan.
Bahkan beliau menjadi satu-satunya perwakilan NU dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan merumuskan Pancasila.
Talenta KH. Wahid Hasyim ini menurun dari ayahandanya KH. Hasyim Asyari yang tidak lain adalah Pendiri Nahdlatul Ulama. Hingga menurun kepada anaknya yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Gus Dur adalah Kiai dan Santri pertama yang menjadi presiden. Namun tidak banyak yang tahu bahwa KH. Wahid Hasyim telah melakukan tirakat luar biasa sehingga menjadikan anaknya presiden.
KH. Wahab Hasbullah pernah bercerita bahwa KH. Wahid Hasyim memiliki cita-cita besar memimpin bangsa, entah menjadi presiden atau perdana menteri. Oleh seorang kiai sepuh beliau diminta melakukan sebuah tirakat, namun resikonya sangat besar.
Jika gagal menjalaninya sampai akhir beliau bisa meninggal dunia. Riyadhah yang harus dijalani adalah melakukan puasa selama lima tahun penuh di luar hari tasyrik atau hari-hari besar yang dilarang menjalankan puasa .
KH. Wahid Hasyim lantas menjalankan riyadhah itu dengan baik. Setiap hari beliau berpuasa apa pun kondisinya. Bahkan dalam buku biografinya dikisahkan, KH. Wahid Hasyim sampai berpura-pura makan bersama para tamu untuk menghormatinya.
KH. Wahid Hasyim meninggal dalam sebuah kecelakaan di Cimahi, Jawa Barat 19 April 1953 di usia 38 tahun dan puasa itu baru dijalaninya selama 3 tahun 8 bulan.
Memang saat meninggal beliau belum sempat menyelesai kan riyadhah-nya. Namun putra pertamanya yaitu KH . Abdurrahman Wahid telah berhasil mewujudkan cita-cita orang tuanya dengan menjadi presiden ke-4 Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan di Istana, ketika Gus Dur masih menjadi presiden Gus Hasib (putra KH. Wahab Hasbullah) pernah mengkonfirmasi kebenaran cerita dari Mbah Wahab tersebut dan dibenarkan oleh Gus Dur.