Inilah Tips Mengelola Stres Menurut Al-Qur’an

 Inilah Tips Mengelola Stres Menurut Al-Qur’an

Inilah Tips Mengelola Stres Menurut Al-Qur’an (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Dalam hidup, manusia tentu kerap meraskaan stres. Bagaimana Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk menghadapi stres?

Strategi utama mengatasi stres menurut Al-Qur’an adalah beriman kepada Tuhan.

Kepercayaan kepada Tuhan memberikan optimisme, harapan masa depan dan ketenangan pikiran sehingga menghilangkan stres.

Psikolog sering mengatakan bahwa cara terbaik mengatasi stres adalah dengan berani menghadapi kenyataan.

Seseorang harus menerima apa yang terjadi dalam hidup, baik atau buruk, dan mencoba berinteraksi dengan kenyataan ini, menurut para psikolog.

Namun Al-Quran menawarkan strategi yang lebih baik untuk mengatasi stres. Yang terbaik dan terpenting adalah beriman kepada Tuhan.

Iman sangat efektif dalam mengurangi stres. Rasulullah SAW bersabda:

“Berimanlah (kepada Allah) sehingga kamu akan memperoleh kedamaian.”

Menurut psikolog terkenal William James (1842 –1910), tidak diragukan lagi iman adalah obat paling efektif untuk mengatasi kecemasan.

Iman kepada Tuhan dapat mengurangi stres dan mendatangkan ketenangan pikiran dari berbagai aspek.

Pertama, hal ini memberi kita optimisme terhadap dunia dan ciptaan.

Orang yang mempunyai keyakinan agama menganggap penciptaan mempunyai tujuan dan yakin bahwa tujuannya adalah kesempurnaan dan keselamatan umat manusia.

Keyakinan ini memberinya kedamaian. Akan tetapi, orang yang tidak beriman mempunyai sikap cemas dan dengki terhadap dunia dan menganggap dirinya terjebak di dalamnya.

Al-Qur’an mengatakan:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Artinya:

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Q.S. Thaha ayat 124)

Iman kepada Tuhan juga memberi kita harapan akan masa depan.

Dalam logika orang beriman, dunia tidak acuh terhadap upaya mereka, namun mendukung mereka yang berjuang di jalan kebenaran, keadilan, dan kebaikan.

Menurut Al-Qur’an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Artinya:

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad ayat 7)

مَا كَانَ لِأَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُوا۟ عَن رَّسُولِ ٱللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا۟ بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِۦ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَطَـُٔونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ ٱلْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُم بِهِۦ عَمَلٌ صَٰلِحٌ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya:

“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka,

Tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul.

Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah,

Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir,

Dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh.

Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. At-Taubah ayat 120)

Namun manfaat keimanan yang utama adalah menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam hati sehingga menghilangkan stres.

Faktor utama yang menimbulkan stres adalah kekhawatiran apakah amal baik yang dilakukan seseorang akan ada manfaatnya.

Apakah kejujuran yang dilakukan akan membuahkan hasil, apakah akan ada akhir yang baik dari segala usaha dan pelaksanaan tugas.

Iman kepada Tuhan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan memberi seseorang keyakinan bahwa usahanya akan membuahkan hasil yang baik.

Al-Qur’an mengatakan:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.

Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 277). []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *