Inilah Salah Paham terhadap Al-Qur’an
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi dalam memahami Al-Quran adalah mengira bahwa Al-Quran itu kitab yang lengkap memuat apa saja jenis informasi.
Lalu sebagian orang berimajinasi secara liar bahwa Al-Qur’an disejajarkan dengan Chatgpt atau gemini.google yang menjawab mampu semua pertanyaan apapun sampai yang kecil-kecil.
Titik fatal kekeliruannya adalah membayangkan Al-Quran seperti Artificial Intelligent alias AI. Mau tanya apa saja, semua jawabannya ada di dalam Al-Quran.
Padahal faktanya tidak demikian. Justru sebaliknya, Al-Quran sangat sedikit mengandung informasi, karena jumlah ayatnya terbatas hanya 6236 saja.
Ketebalannya pun hanya 604 halaman saja. Mushaf Al-Quran itu umumnya hanya satu jilid saja.
Maka ungkapan bahwa apa saja ada di Al-Quran itu perlu diperjelas, agar jangan sampai orang keliru dalam memahami.
Sekedar menyebutkan kewajiban dalam dalam sehari yaitu wajib shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh saja kita tidak temukan dalam satu baris ayat yang utuh.
Apalagi untuk memisahkan mana yang termasuk rukun shalat, mana yang termasuk sunnah shalat dan mana yang termasuk membatalkan shalat.
Sayang sekali faktanya bahwa Al-Quran tidak pernah memberikan informasi yang rinci.
Padahal shalat itu termasuk rukun Islam yang bisa menggugurkan keislaman bila kita ingkari kewajibannya.
Lalu apa boleh kita bilang bahwa Al-Quran ini tidak lengkap? Jawabannya perlu diedit ulang.
Yang benar bahwa Al-Quran tidak harus selalu merinci secara detail satu per satu semua urusan agama.
Sebab yang nanti akan lebih detail merincinya sudah ada, baik itu hadits Nabawi atau pun juga ilmu-ilmu keislaman lain seperti tafsir, fiqih, ushul fiqih, dan seterusnya.
Al-Quran cukup menjadi kitab yang bicara tema-tema besar secara global alias ijmaliyan. Pokoknya wajib shalat, detailnya silahkan rujuk ke kitab hadits.
Kalau mau tahu yang lebih rinci, detail dan luas serta mendalam, silahkan belajar kitab fiqih.
Di Al-Quran ada banyak kisah-kisah bersejarah. Namun uniknya tidak pernah disebutkan time line kapan dan dimana kejadiannya. Seringkali nama-nama tokohnya pun tidak disebutkan.
Dari 124 ribu sahabat nabi, yang namanya tercantum dalam Al-Quran hanya satu orang doang, yaitu Zaid bin Haritsah.
Selebihnya, para khulafaurrasyidin yang empat, para istri nabi, anak dan cucunya, tak satu pun namanya yang muncul di Al-Quran.
Kalaupun ada, hanya kisahnya saja, itupun sekilas lintas begitu saja. Tidak ada rincian apa, kapan, dimana, siapa, dan kenapa.
Rumus penulisan jurnalistik yang 5 W + 1 H sama sekali tidak berlaku dalam Al-Quran. []