Inilah Empat Golongan yang Dirindukan Surga

 Inilah Empat Golongan yang Dirindukan Surga

Membincang Puncak Kenikmatan Surgawi (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Surga merupakan tempat idaman terakhir bagi mayoritas setiap muslim. Banyak orang dari mereka yang rela menghabiskan waktunya untuk beribadah yang endingnya hanya untuk memperoleh surga.

Namun ternyata surga tidak hanya ‘dicari’, tetapi ia juga ‘mencari’ golongan atau orang-orang yang akan dimasukan kedalamnya. Bahkan surga sangat merindukan orang-orang tersebut.

Sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Raunaqul Majalis, empat golongan yang dirindu surga yakni sebagai berikut,

“Surga sangat rindu terhadap empat golongan, yaitu orang yang membaca Alquran, orang yang memelihara lisan, orang yang memberi makan terhadap orang-orang yang lapar serta orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.”

Pertama, golongan yang istiqomah membaca Alquran. Alquran merupakan kitab petunjuk bagi umat manusia. Baik lafadz maupun maknanya (lafdzan wa maknan) diyakini benar berasal dari Allah swt. Alquran memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan, salah satunya ialah Allah akan memberi pahala bagi siapa saja yang membacanya.

Tentunya membaca di sini tidak hanya sekedar membaca. Tetapi harus disertai dengan ilmu, yaitu ilmu tajwid. Oleh karenanya membaca Alquran harus sesuai dengan ilmu yang telah ditentukan tersebut, membaca dengan tartil misalnya.

Sebagaimana Nabi saw bersabda,

“Bacalah (Alquran), naiklah (pada derajat-derajat surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan derajatmu pada kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).

Tidak hanya itu, dalam proses membaca harus disertai penghayatan dan perenungan makna-makna atau pesan-pesan yang terkandung didalamnya. Sehingga dapat menjalankan apa yang ada dalam kitab tersebut.

Kedua, golongan yang mampu menjaga lisan (khifdz lisan). Kelompok kedua ini merupakan orang-orang yang terpilih. Hanya mereka yang mempunyai tekad dan usaha yang kuat untuk menjalaninya. Pasalnya menjaga lisan itu sangat berat.

Kata orang lidah tak bertulang. Memang benar, karena dengan begitu setiap orang mampu mengolah kata dengan sesuka hatinya.

Dari sinilah kata-kata seseorang dengan mudahnya keluar. Karena kemudahan inilah yang kemudian menyebabkan banyak orang terjerumus yang tidak sengaja berucap atau berkata kotor, menghina atau mencaci orang lain yang menyebabkan tersakiti hati lawan bicaranya.

Oleh karena itu, orang yang dapat menjaga lisan memiliki keistimewaan. Nabi saw pernah bersabda,

“Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang hanya melaksanakan shalat wajib saja dan hanya bersedekah dengan sepotong keju namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Nabi SAW menjawab, “Dia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari).

Tidak hanya orang awam yang memiliki kewajiban menjaga lisan, tetapi untuk semua orang. Karena tidak jarang pula orang-orang yang berilmu dan terpandang terpleset lisannya. Sehingga menjadi ‘bomerang’ bagi dirinya sendiri. Oleh karenanya, menjaga lisan diwajibkan bagi setiap muslim.

Ketiga, golongan yang memberi makan orang-orang yang lapar. Setiap orang memiliki garis hidup yang beda-beda. Ada di antara mereka yang memiliki harta melimpah ruah, sehingga kalau hanya untuk makan saja turah-turah (tercukupi). Sementara yang lain tidak demikian, dompet seret, sehingga untuk makan saja ngempet-ngempet (menahan, karena tidak punya uang untuk beli makanan). Diantara keduanya,  kelompok kedua wajib diperhatikan oleh kelompok pertama. Karena mereka termasuk kelompok dhu’afa yang harus disantuni.

Bukankah ada hadis Nabi saw, ‘tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,’ maksudnya, tangan di atas ialah mereka yang suka ‘memberi’, kepada tangan yang di bawah yaitu ‘peminta-minta

Oleh karena itulah, sikap dermawan merupakan anjuran dalam agama Islam. Setiap umat Islam diwajibkan untuk memiliki jiwa filantropi. Dengan demikian, akan timbul kepekaan sosial pada yang lain. Untuk memiliki jiwa tersebut tidak harus menunggu kaya, siapapun harus dapat mengaplikasikannya.

Terkhusus untuk pemberi yang menempatkannya dengan tepat sasaran, seperti memberi makan orang yang lapar. Mereka-mereka yang membantu saudaranya yang demikian, Allah akan memberikan jaminan surga. Bahkan golongan yang seperti ini sangat dirindukan surga.

Keempat, golongan yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang banyak memiliki keutamaan dan keistimewaan.

Dalam bulan ini ada lailatul qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, selain itu keistimewaan lainnya ialah akan dilipatgandakan setiap yang beribadah di dalamnya.

Yang juga menjadi ciri khas di bulan ini ialah diwajibkannya puasa selama satu bulan penuh. Hanya mereka-mereka yang memiliki udzur syar’i yang dibolehkan tidak menjalankannya.

Perintah puasa tersebut terekam dalam Qs. Al-Baqarah/2: 183,

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Mereka-mereka yang mau puasa di bulan ini, Allah sudah memberikan jaminan surga. Surga sudah rindu kepada mereka dan ingin segera menempatkan mereka ditempat yang mulia.

Itulah keempat golongan yang dirindukan surga. Kita sebagai muslim patut merenungi dan mempelajari laku hidup di dunia. Agar kelak kita bisa memantaskan diri sebagai ahli surga.

 

Thoriqul Aziz

Thoriqul Aziz merupakan peserta Lomba Menulis Artikel Hidayatuna.com, artikel tersebut adalah tulisan yang lolos ke tahap penjurian sebelum penetapan pemenang.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *