Inilah Ajaran Rasulullah Agar Rukun Hidup Bertetangga
HIDAYATUNA.COM – Tetangga adalah orang terdekat selama kita bertempat tinggal jauh dari sanak saudara. Merekalah saudara baru bagi kita sehingga sudah sepatutnya untuk selalu menjaga kerukunan satu sama lain. Agar dapat hidup berdampingan dalam kedamaian.
Selama ini tidak sedikit yang memunculkan konflik atau permusuhan di dalam hidup bertetangga. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mampu menyulut konflik tersebut.
Bisa karena tidak saling memahami, rasa iri jika melihat tetangganya lebih mampu, hingga permasalahan yang diakibatkan oleh anak-anak mereka yang mampu memancing orang tuanya juga turun tangan.
Mengingat bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Sehingga konflik di dalam bertetangga bukanlah hal yang mustahil akan terjadi.
Namun, alangkah lebih baiknya jika kita saling menjaga hubungan tersebut. Karena kita tidak tahu jika sewaktu-waktu mengalami suatu kejadian yang tidak diinginkan, maka tetanggalah pihak pertama yang bisa membantu. Bukan saudara-saudara kita yang jaraknya jauh.
Sebagaimana hadist riwayat Ibnu Majah yang artinya:
“Perbaikilah hubungan baik dengan orang yang bertetangga denganmu, niscaya engkau akan menjadi Muslim yang baik.”
Rasulullah saw di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim memberikan seruan yang sangat tegas untuk mereka yang mengaku beriman kepada Allah SWT agar berbuat baik kepada tetangga dan bukan memusuhinya.
Lalu, ajaran seperti apakah yang diajarkan oleh Rasulullah saw di dalam menjalani hidup bertetangga?
Berikut adalah beberapa ajaran Rasulullah saw agar selalu rukun di dalam bertetangga sebagaimana dikutip melalui Islampos.
Rasulullah Memerintahkan Untuk Memuliakan Tetangga
Perintah ini sangatlah jelas beliau sampaikan melalui hadist riwayat Muttafaqun ‘alaih, Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.”
Melalui hadis ini dijelaskan bahwa hidup bertetangga memiliki kedudukan yang tinggi dan disamakan dengan keimanan seseorang terhadap Allah SWT serta hari akhir.
Jadi, bagi siapa pun yang tidak memuliakan tetangganya, maka mereka termasuk ke dalam golongan orang yang tidak beriman pada Allah SWT dan hari akhir.
Tidak Saling Mengganggu Satu Sama Lain
Diketahui bahwa jarak Anda dengan tetangga tidaklah jauh. Oleh karena itu, masing-masing harus saling memahami dan jangan sampai mengganggu satu sama lain. Berdasar kepada hadist riwayat Abu Hurairah, Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menggganggu tetangganya.”
Setiap orang atau keluarga ingin mendapatkan ketenangannya di dalam menempati sebuah rumah. Sehingga, sudah seharusnya hal tersebut saling dijaga oleh para penghuni rumah lainnya agar bisa menciptakan lingkungan yang tenteram dan damai.
Hindari Untuk Saling Mencari Kesalahan
Kasus inilah yang kerap memunculkan permusuhan di dalam hidup bertetangga. Di mana ada salah satu orang yang merasa iri dengan tetangganya, lalu ia sibuk untuk mencari kesalahan tetangga tersebut. Kemudian informasi yang belum pasti kebenarannya akan diceritakan kepada yang lain.
Sikap seperti ini yang seharusnya dihindari. Karena memiliki potensi untuk menimbulkan perselisihan. Akan lebih baik jika mengintrospeksi diri dan belajar untuk terus memperbaiki diri. Daripada harus mengurusi kesalahan orang lain yang belum tentu benar adanya.
Menjaga Hak Tetangga yang Paling Dekat
Melalui hadist riwayat Bukhari, Ahmad, dan Abu Dawud. Aisyah ra bertanya:
“Ya Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?” Rasulullah menjawab: “Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu.”
Nabi saw memberikan perintah agar kita selalu berbuat baik dengan tetangga yang paling dekat. Jika kita memiliki makanan yang terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dihabiskan sendiri, maka bagilah dengan tetangga yang paling dekat.
Jangan Ragu Untuk Saling Menasihati dalam Kebaikan
Terkadang kita masih sering merasa segan saat harus menasihati orang lain dengan alasan takut dibilang menggurui atau sok tahu. Namun, jika nasihat tersebut mampu untuk mencegah keburukan, maka jangan ragu untuk melakukannya.
Sebagaimana hadist riwayat Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa’i, Nabi saw bersabda:
“Agama itu nasihat”. Kami (para sahabat) bertanya: “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin.”
Karena tetangga adalah saudara kita yang paling dekat, maka sudah menjadi keharusan untuk membina hubungan yang baik satu sama lain.
Meskipun setiap tetangga kita memiliki karakter yang beragam, namun jika kita mampu untuk menjadi pihak yang memahami, maka hal tersebut akan lebih baik. Sehingga kerukunan pun bisa terwujud di lingkungan tempat tinggal kita.