Ini Perbedaan Dakwah dan Mengajar
HIDAYATUNA.COM – Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan antara dakwah dan mengajar.
– Dakwah artinya ngajak kebaikan.
– Dakwah itu wajib atas semua muslim.
Contoh bentuk dakwah adalah mengajak salat berjamaah, mengajak ikut pengajian atau majelis taklim, mengajak salawatan, mengajak membaca Alquran, menyuruh anak sekolah, menyuruh istri menutup aurat, menyuruh suami agar segera mengerjakan salat, melarang orang bermaksiat dan sebagainya. Intinya mengajak orang ke jalan Tuhan.
Untuk berdakwah tidak perlu berilmu tinggi. Meski satu kebaikan sederhana, tetap perlu disampaikan
Yang berdakwah tidak harus orang saleh, tidak juga harus orang yang melakukan isi dakwahnya. Pelacur pun berhak dan bahkan harus melarang putrinya jadi pelacur seperti dirinya.
Sedangan tentang mengajar adalah sebagai berikut:
– Mengajar artinya menjelaskan masalah tertentu sesuai kaidah ilmu
– Mengajar tidak wajib atas setiap muslim.
– Yang boleh mengajar hanyalah mereka yang telah berilmu atau punya kompetensi dalam hal yang diajarkan. Orang bodoh tidak boleh mengajar sebab dapat menyesatkan.
Bentuk mengajar adalah semisal memberi penjelasan atau konsep Islam tentang suatu perkara, memberi tafsiran ayat atau hadis, mengurai perbedaan pendapat antar ulama, membenarkan suatu pendapat dan atau menyalahkan pendapat lain dan sebagainya.
Orang yang baru hijrah, muallaf, pelajar pemula, orang awam, boleh dan bahkan harus berdakwah, setidaknya pada lingkaran terdekatnya.
Orang yang baru hijrah, muallaf, pelajar pemula dan orang awam tidak boleh mengajar. Yang boleh mereka lakukan adalah menyimak dan belajar, bukan mengajar.
Perlu belajar dalam waktu lama hingga seseorang layak untuk mengajar.
Godaan untuk mengajar sangat besar dan itu bagian dari hawa nafsu sebab dengan mengajar seseorang akan dihormati. Siapa yang mengajar sebelum punya kelayakan, maka dia sedang mengikuti hawa nafsunya.
Media dan strategi yang digunakan antara dakwah dan mengajar kebanyakan sama sehingga banyak rancu membedakan keduanya.
Silakan siapa pun membuat meme, konten sosmed atau halaqah yang isinya dakwah, tapi tidak semua orang boleh membuat hal serupa yang berisi pengajaran.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan dakwah dan mengajar.