Ini Penjelsan Ustaz Arrazy Hasyim Mengenai Ma’rifat Al-Fatihah

 Ini Penjelsan Ustaz Arrazy Hasyim Mengenai Ma’rifat Al-Fatihah

UAH: Manajemen Pendidikan Islam Satu-Satunya Solusi Terbaik (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Dr Arrazy Hasyim MA atau Ustaz Razi dalam sebuah kajian dakwahnya menjelaskan ma’rifat surat al-fatihah. Beliau menjelaskan dengan sangat gamblang mulai dari turunnya hingga kedudukan surat al-fatihah. Beliau mengungkap berbagai hal yang mungkin banyak orang belum tahu. Berikut penjelsannya:

Sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah ada satu surat yang turunnya spesial langsung diturunkan dari ArsNya Allah saat Nabi diizinkan sujud di puncak ArsNya, itulah umul kitab induk dari semua disebut juga al-fatihah karena dia membuka Al-Qur’an. Diesbut juga dengan Istilah-istilah As-Sab’ul Matsani (tujuh yang diualang-ulang). Beberapa ulama kita menyebutnya dengan sholawatulloh ala nafsih shalawatnya Allah terhadap diriNya. Kenapa? karena dalam hadits Abu Hurairah beliau mengatakan Sayyidina Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda  لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ Artinya: tidak sempurna salat seseorang ketika dia tidak membaca fatikhah.

 

Lalu Abu Hurairah menyebutkan kalam Nabi, apabila seorang hamba membaca alhamdulillah maka Allah menjawabnya. Jawaban-jawaban inilah yang disebut shalawatullah. Apa kata Allah حَمِدَنِي عَبْدِي (Hambaku telah memuji-Ku) lalu sihamba mengatakan الرَّحْمَنِ الرَّحِيم ِ(Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) Allah ‘SWT menjawab: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي (Hambaku sedang memuji memujiku).  Ini beda hamdan dengan tsanaan. Hamdan awal kita memuji sedangkan tsanaan berarti pujian yang diulang-ulang. Rahman rahim sudah kita baca pada Bismillahirrahmanisrrahim.

Allah pun membiarkan kita berbicara dengan mengatakan dan ketika seorang hamba berkata: مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ  (Yang Menguasai di Hari Pembalasan). Allah pun mengatakan kembali مَجَّدَنِي عَبْدِي (Hambaku telah memuliakan Aku).

Lalu seseorang mengatakan إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan), Allah SWT pun berfirman: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل (ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya).

Dan saat berkata: اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين (tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ), Allah pun berfirman: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل (Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta). (HR Muslim).

Dalam surat al-fatihah itu ada jawaban-jawaban Allah dari dialog seorang hamba. Inilah rahasia kenapa al-fatihah menjadi rukun salat. Betul ada riwayat orang mengatakan bahwa dialog seorang hamba ada ditasyahud tapi hadits yang Shahih dialog hamba bukan pada tasyahud tapi ada pada surat al-fatihah. apabila kita memulai al-fatihah sebenarnya kita sedang berkomunikasi dengan Allah. Itulah sirrushalawat, sir daripada shalawat yang ada pada al-fatihah.

Lalu apa kandungan secara maknawi dari al-fatihah. Surat Al-fatihah itu dimulai dengan basmalah. Bismillah adalah inti dari semua kitab dialam semesta. Tanpa Bismillahirrohmanirrohim tidak ada kitab yang diturunkan.  Itu adalah yang pertama kali Tuliskan di lauhil mahfuz. Lauhil mahfuz itu makhluk Allah yang suci berkalam kepada Allah “ya Rab apa yang  akan aku tulis?” lalu disatu riwayat yaitu riwajat Imam Turmudzi “uktubi (tulislah) bismillahirrohmanirrohim” kata basmalah. Ada riwayat lain mengatakan lafadz lain sebelum basmalah, namun dia adalah inti dari Basamalah. Namun yang shohih hanya riwayat ini.

Kemudian lafadz Alhamdulillahi rabil alamin adalah doa yang paling tinggi. Afdholu addu’a Alhamdulillah. Doa yang paling tinggi adalah Alhamdulillah. Kenapa Alhamdulillah disebut doa? ternyata doa yang tertinggi bukanlah meminta, doa yang tertinggi ialah memuji. Doa tertinggi dalah ketika si hamba merasakan kemuliaan Dzat yang dia akan meminta kepadaNya. Ketika kita merasakan hal ini, itulah doa yang paling tinggi.

Itulah kenapa orang-orang yang sibuk berdoa dan berdzikir lebih Allah sukai daripada orang yang banyak meminta, tapi tidak tahu dia meminta kepada siapa. Disebutkan dalam hadits imam Tirmidzi ” Allah akan memberikan kepada orang yang sibuk berdzikir dan memuji Allah, apa-apa yang diberikan kepada orang yang meminta.”

Maka beruntunglah orang-orang yang disebut syakirin. orang-orang yang memujinya, yang berterimaksih. Allah tidak meminta kita membalasNya, Allah hanya meminta memujinya sebagaimana dia adaNya. MemujiNya sebagaimana Dia pantasNya. Itulah inti dari surat Al-fatikhah. Memuji Allah setinggi-tingginya, menyanjung Allah seluhur-luhurnya. Oleh karena itu Al-fatikhah ini dijemput langsung oleh Rasulullah ke atas ArsNya. Saya boleh menyebut surat Al-Arsyiah surat Arsy. Jika semua surat itu Makki Madani, maka surat ini turunnya di Arsy Allah SWT. Semoga kita diberikan sirr rahasia ma’rifat Al-fatihah.

 

Sumber: Ma’rifat Al-Fatihah

 

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *