Ini Cara Menjadi Kaya dengan Teori Ekonomi Allah

 Ini Cara Menjadi Kaya dengan Teori Ekonomi Allah

Amalan Agar Kaya Raya Dari Kiai Husein Ilyas Mojokerto (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Ada banyak cara untuk menjadi kaya, salah satunya yaitu dengan memberi atau sedekah. Memang teori ini terlihat bertentangan dengan teori ekonomi buatan manusia. Kita ketahui bersama bahwa saat kita memberi maka kepemilikan kita akan berkurang.

Misalnya saya memiliki uang Rp100 ribu, kemudian saya berikan pada ibu saya Rp50 ribu sehingga uang kita tersisa Rp50 ribu. Itu perhitungan jika menggunakan teori ekonomi buatan manusia.

Namun akan berbeda lagi jika pola perhitungannya menggunakan teori dari Allah SWT. Bisa saja saat saya memberi uang kepada ibu saya itu sejatinya tidaklah berkurang, namun bisa saja bertambah.

Saat saya memberinya uang, ibu saya kemudian mendoakan saya semoga rezeki semakin bertambah. Di satu sisi kita tahu bahwa memang doa ibu sungguhlah dahsyat. Jika Allah menghendaki, maka Allah akan menambah rezeki saya.

Namun memang, bertambahnya rezeki dari sesuatu yang kita berikan kepada orang lain terkadang tidak secara instan dan tidak kita sadari. Yakinlah bahwa teori ekonomi dari Allah pastinya lebih dahsyat dibandingkan dengan buatan manusia.

Teori ekonomi Allah tersebut termaktub dalam ayat Al Quran berikut ini :

مَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنۡۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِىۡ كُلِّ سُنۡۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ‌ؕ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ

Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha luas, Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 261)

Memaknai kaya

Di sisi lain harus dipahami juga, bahwa rezeki, kekayaan tidak harus berbentuk harta seperti uang, barang. Melainkan seperti sehat badan juga merupakan sebuah rezeki dan kekayaan.

Hal itu sesuai apa yang dinyatakan oleh Khalid Abu Sadi, “Orang kaya bukanlah kaya harta semata, melainkan apa saja yang kamu miliki sementara orang lain tidak memilikinya. Misalnya berupa kesehatan, ilmu, hikmah atau nikmat lainnya. Karena itu hendaklah orang yang sehat menyedekahkan kesehatannya, orang alim menyedekahkan kesehatannya, orang alim menyedekahkan ilmunya, dan orang yang mempunyai pandangan hati menyedekahkan hikmahnya.”

Artinya dalam diri manusia sebenarnya memiliki kekayaannya masing-masing. Dan masing-masing manusia bisa meningkatkan kekayaannya dengan cara memberi atau sedekah. Jadi tidak harus menunggu kaya harta, agar bisa memberi.

Sebab bisa kita tarik benang merahnya bahwa cara untuk menambah kekayaan bukan mutlak syaratnya harus bisa memberi dalam bentuk uang atau harta. Namun apa yang kita miliki bisa kita berikan, dan bisa memberi manfaat orang lain.

Orang bijak berkata “Memberi itu kaya, tetapi orang kaya belum tentu memberi”

Mohammad Iqbal Shukri

Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Perbankan Syariah UIN Walisongo Semarang

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *