Ini Alasan Gus Baha Sering Pakai Peci Hitam dan Kemeja Putih

Peci Hitam dan Baju Putih Gus Baha
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketika mendengar nama sosok ulama kharismatik, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, maka yang ada dalam pikiran adalah peci hitam dan kemeja putih lengan panjang.
Tampilan sederhana Gus Baha ini seolah sudah menjadi ciri khasnya yang tidak bisa dilepaskan dari sosok ulama ahli turats klasik tersebut.
Bahkan, nyaris jarang kita menjumpai Gus Baha mengenakan kemeja selain warta putih dengan setelan peci putih. Sebaliknya Gus Baha kerap tampil dengan peci hitam dan kemeja putihnya.
Hal ini mengundang rasa penasaran banyak pihak. Mengapa Gus Baha lebih menyukai memakai peci hitam dan baju kemeja lengan panjang berwarna putih?
Pada kesempatan ngajinya, Gus Baha pun membeberkan penuh kelakar alasan dirinya kerap mengenakan pakaian sederhana tersebut.
“Soal peci hitam ini saya ‘korban’ ijtihad,” ujar Gus Baha disambut tawa para jamaah pengajian yang hadir.
Ia menjelaskan dulu saat di Sarang, ketika masih berstatus sebagai santri, ia pernah mengenakan peci putih. Lalu, dipanggil Mbah Moen.
“Ha, kok kamu pakai peci putih? Itu peci buat orang haji,” kata Gus Baha.
Ia melanjutkan, di desa-desa itu banyak orang supaya bisa pakai peci putih harus jual sawah, kebun atau tanah agar bisa haji.
“Ini kamu peci lima ribuan bikin orang desa sakit hati. Sakit hati kan dosa. Berarti kalau saya pakai peci putih, bikin dosa? Akhirnya keterusan pakai peci hitam walaupun saya sudah haji,” tuturnya.
Gus Baha mengatakan di Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, orang yang memakai peci putih biasanya kiai dan habaib. Tetapi, Gus Baha mengakui bahwa di pesantren yang lain justru santri dianjurkan memakai peci putih. Seperti di KH Hamid Pasuruan, Sidogiri, atau Lirboyo, Kediri.
“Karena memang teks hadits Nabi memakai putih. Sehingga, saya pun agar tetap ikut sunnah Nabi, kemeja saja selalu putih,” ujarnya.
Tetapi, ia mengakui bahwa suatu saat tetap akan memakai kemeja selain putih. Misalnya batik.
“Karena kalau semua orang alim pakai baju putih, khawatirnya itu akan dianggap sebagai kewajiban,” tandasnya.