Ini 7 Tuntutan Warga NU Saat Gelar Aksi di Polda DIY
HIDAYATUNA.COM – Sekitar 14 ribu warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai elemen, termasuk santri dan masyarakat umum, memadati lapangan Mapolda DIY dalam aksi bertajuk Solidaritas Santri Jogja. Mereka menggelar aksi damai untuk mendesak kepolisian agar segera mengusut kasus penusukan yang menimpa dua santri Pesantren Krapyak di Prawirotaman dan untuk menutup outlet yang menjual minuman keras (miras), yang dianggap sebagai pemicu tindak kriminal.
Koordinator Umum Aksi, Abdul Muiz (Gus Muiz), dalam orasinya menyampaikan keprihatinan dan seruan untuk keadilan terkait insiden tersebut. “Sebagai bagian dari keluarga besar santri dan masyarakat yang peduli, kami menyatakan tujuh sikap yang jelas,” ujar Gus Muiz di lapangan Mapolda, Selasa (29/10/2024).
1. Segera Tangkap dan Adili Pelaku
Gus Muiz menegaskan pentingnya tindakan cepat dalam menangkap semua pelaku penganiayaan dan memproses mereka sesuai hukum yang berlaku, untuk memastikan keadilan.
2. Berikan Kepastian Hukum bagi Korban dan Keluarga
Ia juga menekankan hak korban dan keluarga untuk mendapatkan keadilan, meminta dukungan penuh dalam pemulihan fisik dan mental mereka.
3. Jaminan Keamanan bagi Masyarakat
Massa menuntut pemerintah dan aparat keamanan untuk menjamin keamanan publik agar masyarakat bebas dari ancaman kekerasan di semua sektor.
4. Tolak Segala Bentuk Kekerasan
Massa mendukung setiap upaya menuju keamanan dan ketertiban, menyatakan penolakan terhadap kekerasan.
5. Pengawasan Ketat untuk Cegah Kekerasan di DIY
Gus Muiz menyerukan peningkatan pengawasan di Yogyakarta, khususnya terkait peredaran miras, yang dinilai sebagai pemicu utama berbagai tindak kriminal.
6. **Evaluasi Regulasi Minuman Keras (Miras)
Massa mendesak pemerintah untuk meninjau dan merevisi peraturan daerah tentang pengawasan minuman beralkohol guna mencegah tindak kriminal akibat konsumsi alkohol.
7. Kawal Komitmen Keadilan
Aksi ini berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga keadilan benar-benar ditegakkan, dengan harapan tidak ada lagi tempat bagi kekerasan di masyarakat.
Gus Muiz mengungkapkan harapannya agar tuntutan ini mendapat perhatian serius, mencegah tragedi serupa terjadi di masa mendatang, dan memperkuat kerukunan antarumat serta antarras di Yogyakarta.