Ini 6 Kitab Hadits Utama Rujukan Mazhab Sunni
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam sejarahnya, pedoman hadits di kalangan umat Islam untuk pengambilan hukum Islam atau pedoman dalam kehidupan sosial-keagamaan sehari-hari setelah Al-Qur’an tidak lah seragam. Dimana setiap mazhab atau kelompok umat Islam memiliki pedoman hadits masing-masing sebagai rujukan.
Hal ini disampaikan Antropolog Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, Sumanto Al Qurtuby dalam sebuah catatan singkatnya yang diunggah di akun Facebook miliknya sebagaimana dikutip, Rabu, 24 Juni 2020.
“Misalnya, kaum Muslim dari Mazhab Sunni yang merupakan mayoritas memedomani enam kitab-kitab hadis utama yang dijadikan sebagai rujukan dalam pengambilan hukum Islam atau pedoman dalam kehidupan sosial-keagamaan sehari-hari setelah Al-Qur’an,” ungkap Sumanto Al Qurtuby.
Adapun 6 kitab hadits utama yang dijadikan sebagai sumber rujukan dalam pengambilan hukum Islam setelah Al-Qur’an oleh Muslim dari Mazhab Sunni adalah sebagai berikut:
(1) Sahih Bukhari atau Bukhari Syarif yang ditulis oleh Abu Abdullah Muhammad Al-Bukhari (w. 870), seorang sarjana Muslim Persi kelahiran Bukhara (kini Uzbekistan). Koleksi hadis Imam Bukhari ini juga dipakai oleh kaum Muslim Syiah aliran Zaidiyah. Oleh Sunni, Kitab Sahih Bukhari ini dianggap yang paling valid atau sahih.
(2) Kitab Sahih Muslim yang ditulis oleh Muslim al-Hajjaj (w. 875), yang juga seorang sarjana Muslim Persi (kelahiran Nishapur, Iran). Oleh Sunni, kitab ini dianggap sebagai yang tersahih kedua setelah Kitab Sahih Bukhari. Kitab Sahih Muslim ini juga dipakai oleh Syiah Zaidiyah atau Zaidi (mayoritas di Yaman utara).
(3) Kitab Sunan Abu Dawud (ditulis oleh Abu Dawud al-Sijistani, w. 889, yang juga sarjana Persia kelahiran Sistan, Iran).
(4) Kitab Sunan al-Tirmidhi atau Jamiut Tirmidhi (ditulis oleh Abu Isa Muhammad al-Tirmidhi, w. 892. Beliau juga sarjana Persia).
(5) Kitab Sunan Nasai atau Al-Sunan al-Sughra (ditulis oleh Imam Nasai, w. 915. Beliau kelahiran Nasa, Turkmenistan).
(6) Kitab Sunan Ibnu Majah, ditulis oleh Imam Ibnu Majah, seorang sarjana Persi yang wafat sekitar 887 M. Khusus pengikut Sunni Mazhab Maliki, mereka menolak otoritas Kitab Sunan Ibnu Majah dan menggantinya dengan Kitab Muwatta, karya Imam Malik, pendiri Mazhab Maliki.
“Menariknya dari 6 Kitab Hadits yang dipedomani atau dijadikan rujukan oleh kaum Sunni, tidak ada satupun yang ditulis oleh sarjana Muslim Arab! Hampir semuanya beretnis Persi,” jelasnya. (MK/Hidayatuna)