Indahnya Kesabaran Nabi Zakariya As
Al Qur’an mengisahkan dengan indah bagaimana kesabaran Nabi Zakariya As dalam menanti seorang anak. Nabi Zakariya adalah nabi yang diutus untuk memimpin kaum Bani Israil. Zaman itu, Nabi Zakariya hidup di masa dimana keesaan dan kebesaran Allah swt bersinar terang di dalam baitul Maqdis, sedangkan kebohongan memenuhi pasar-pasar Yahudi yang bersebelahan dengan masjid tersebut.
Nabi Zakariya setiap hari pergi ke mihrab besar melakukan sembahyang serta menjenguk maryam, anak dari iparnya yang telah dinazarkan oleh ibunya sejak dikandungan. Zakariya mendapat tugas untuk membesarkan Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas membesarkan Maryam ia dapatkan setelah memenangkan undian dengan menenggelamkan pensil ke dalam air.
Nabi Zakariya tak pernah berhenti untuk berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan. Beliau berdoa selama kurang lebih 60 tahun. Siang dan malam ia tak henti-hentinya berdoa kepada Allah agar dikaruniai seorang putera yang akan dapat meneruskan tugasnya memimpin kaum Bani Israil. Ia sangat berharap akan hadirnya keturunan yang akan ia warisi kesalehannya. Ia khawatir bahwa bila ia mati dan tak memiliki pewaris, kaumnya akan kembali kepada kemungkaran. Ia tak pernah berhenti berharap walaupun ia dan istrinya telah berusia lanjut, walaupun mereka telah berumur senja.
Al-Qur’an menceritakan indahnya kesabaran Nabi Zakariya dalam menanti seorang anak yang diceritakan dalam surat Maryam :
“(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata “Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku.” ( QS Maryam :2-4)
Al-Qur’an juga menceritakan bagaimana Nabi Zakariya berdoa :
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. ( QS Ali Imran : 38)
Tak lama setelah Nabi Zakariya berdoa, Allah mengabulkan permohonannya dengan mengutus malaikat Jibril untuk bertemu dengan Zakariya.
“Hai Zakaria, Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia. Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, Padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) Sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”. ( QS Maryam :7-8)
Lalu kemudian Allah berfirman :
“Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah aku ciptakan kamu sebelum itu, Padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.( QS Maryam : 9)
Nabi Zakariya segera tersadar, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bagi Allah swt. Segala sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini dapat terjadi atas izin Allah swt. Hati nabi Zakariya begitu bahagia mendapat berita yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Ia kemudian berkata “ Ya Tuhanku, berilak aku sbuah tanda”
Allah lalu berfirman :
“Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, Padahal kamu sehat”. ( QS Maryam : 10)
Nabi Zakariya merasakan kegembiraaan yang mendalam ketika mendapat berita ini. Dengan kemuliaan yang agung ini, Allah menyampaikan berita gembira kepada Nabi Zakariya, bahwa anaknya akan membenarkan kalimat Allah swt dan akan menjadi orang yang mulia, serta menjadi nabi yang shaleh.
Setelah mengandung sembilan bulan, istri Nabi Zakariya melahirkan seorang putera sesuai firman Allah, bayi tersebut kemudian diberi nama Yahya. Nabi Yahya lahir tiga bulan sebelum lahirnya Nabi Isa as.
Masa kenabian Nabi Zakariya bersamaan dengan masa kenabian anaknya, Nabi Yahya. Bahkan anaknya meninggal mendahuluinya dengan cara yang mengenaskan. Setelah nabi Yahya meninggal, Nabi Zakariya kembali menjadi panutan masyarakat saat itu. Meski sudah tua, Nabi Zakariya masih melakukan dakwah dan menjawab semua permasalahan yang ada di sekitarnya. Pada waktu itu, ada sejumlah orang yang mendatanginya dan meminta pendapat tentang pernikahan antara seorang ayah dan kemenakannya.
Pernikahan tersebut tak lain adalah pernikahan antara Raja Hirodus yang ingin menikahi kemenakannya, Hirodia. Namun, sama seperti anaknya Zakariya tetap berpegang teguh pada kitab Taurat dan menolak hal tersebut. Raja Hirodus kemudian memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Zakariya. Ketika dikepung dan ingin ditangkap oleh tentara Raja Hirodus, para pengikutnya pun melindunginya.
Suatu hari, Nabi Zakariya lari ke dalam hutan untuk menghindari tentara Raja Hirodus, ia kemudian masuk kedalam sebuah pohon yang ditengahnya terbuka dan kemudian tertutup saat ia sudah masuk ke dalam pohon tersebut. Namun iblis yang melihat hal ini kemudian menyamar sebagai manusia dan memberitahu kepada para tentara bahwa Zakariya berada di dalam pohon. Para tentara merasa bingung akan hal ini. Untuk membuktikan hal tersebut, mereka kemudian menggergaji pohon tersebut dan keluarlah darah dari dalamnya. Dan meninggallah Nabi Zakariya ditangan raja yang dzalim. Kesabaran hidup nabi Zakariya dalam menantikan seorang anak tidak hanya selama 60 hari, atau 60 minggu namun 60 tahun lamanya, Nabi Zakariya bersabar dan dengan tulus terus berdoa kepada Allah agar memberikan ia seorang anak. Sungguh buah dari kesabaran yang sangat besar, yang patut kita jadikan pelajaran di kehidupan kita saat ini.