Iman Tertinggi itu Iman Qada Qadar, Kenapa? Ini Penjelasan Gus Baha
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik asal Rembang Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan bahwa iman paling tinggi adalah iman terhadap qada qadar. Kenapa? Begini penjelasan Gus Baha.
Gus Baha menyebutkan bahwa salah satu bentuk kearifan dalam dalam diri manusia adalah ketika ia mampu belajar dari sebuah takdir yang diterimanya.
“Jadi termasuk kearifan kita sebagai manusia itu belajar dari takdir yang kita hadapi. Yaitu keterbatasan kita sebagai manusia,” kata Gus Baha dalam sebuah pengajiannya dikutip Hidayatuna.com, Jumat (5/04/2024).
Menurutnya, setiap manusia pada dasarnya memiliki keterbatasan. Untuk itu, penting kiranya bagi manusia pandai dalam mengelola kegagalan.
Gus Baha kemudian mengutip dawuh sang gurunya yakni (alm) KH Maimun Zubair atau dikenal Mbah Moen.
Di mana Mbah Moen kerap bercerita ke Gus Baha bahwa iman terhadap qada qodar merupakan iman paling tinggi.
“Kita harus bisa mengelola kegagalan, menerima qada qadar. Makanya kata Mbah Moen, abahnya Gus Yasin itu sering cerita ke saya, iman itu paling tinggi itu iman qada qadar khairihi wasyarrihi minallah,” jelasnya.
Untuk menerima qada qadar, maka yang diperlukan adalah memiliki kesiapan iman. Meyakini bahwa manusia itu adalah manusia terbatas. Segala yang terjadi di muka Bumi ini adalah kehendak Allah.
“Kita harus punya kesiapan iman khairihi wasyarrihi minallah. Bahwa segala kebaikan, segala syar, itu sudah digariskan oleh Allah ta’ala. Kita bisa apa sebagai manusia,” tandasnya. []