Imam Khomeini Menghidupkan Kembali Pesan Islam

 Imam Khomeini Menghidupkan Kembali Pesan Islam

Mendirikan pemerintahan wajib bagi Islam (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Teheran – Seorang mantan menteri luar negeri Iran mengatakan almarhum pendiri Republik Islam Iran menghidupkan kembali Islam dan memberikan identitas kepada umat Islam.

“Pada tahun-tahun awal setelah kemenangan Revolusi Islam, kami melihat para diplomat dari negara-negara Islam. Mereka mengatakan bahwa Imam Khomeini (RA) telah memberi mereka identitas,” kata Manouchehr Mottaki. Dalam webinar berjudul “Wacana Revolusi Islam; Perangkat Lunak Perlawanan di Dunia”.

Seminar online diadakan Selasa pagi oleh International Quran News Agency (IQNA) dalam rangka peringatan 43 tahun kemenangan Revolusi Islam.

Mottaki mengatakan, pesan Revolusi Islam sama dengan pesan Nabi Suci (SAW), yaitu mengubah pandangan manusia tentang dunia.

Dia merujuk pada ayat 38 dari Surah Ad-Dukhan, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan semua yang ada di antara keduanya, secara bermain-main.” Ia menekankan bahwa penciptaan memiliki filosofi dan tujuan, yang dijelaskan dalam ayat 18 Surah al-Anbya:

“Kami mengedepankan Kebenaran untuk menghancurkan dan menghancurkan kebatilan…”

***

Muttaki mengatakan hidup adalah tempat perjuangan terus-menerus dan konfrontasi dengan kepalsuan. Imam Khomeini (RA) datang untuk menghidupkan kembali seruan ini dan memperbarui pesan ini, tambahnya.

Dia mengatakan Imam Khomeini membawa kepada kita pesan perkembangan baru untuk mendirikan peradaban baru. Mereka seperti Martir Qassem Soleimani adalah orang-orang yang benar-benar memahami pesan dan mempersiapkan diri untuk mewujudkannya, kata Mottaki.

Pembicara lain di webinar adalah Sheikh Naim Qassem, wakil sekretaris jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon. Pemimpin Gerakan Islam di Nigeria Sheikh Ibrahim Zakzaky, juru bicara Gerakan Perlawanan Islam al-Nujaba Nasr al-Shammari, dan aktivis politik Yaman Sayed Sadegh Al-Sharafi.

Setiap tahun, jutaan orang Iran di seluruh negeri merayakan sepuluh hari perayaan yang menandai peringatan kemenangan Revolusi Islam 1979. Peringatan yang mengakhiri monarki rezim Pahlavi yang didukung AS di negara itu.

Hari kembalinya Imam Khomeini ke Iran (1 Februari tahun ini) menandai awal dari Sepuluh Hari Fajar (fajar). Momentum yang memuncak dengan demonstrasi pada peringatan kemenangan Revolusi Islam pada 11 Februari.

Bangsa Iran menggulingkan rezim Pahlavi yang didukung AS 43 tahun lalu. Rezim ini mengakhiri 2.500 tahun pemerintahan monarki di negara itu. Revolusi Islam yang dipelopori oleh Almarhum Imam Khomeini membentuk sistem politik baru yang berdasarkan nilai-nilai Islam dan demokrasi.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *