Imam Ambruk Saat Pimpin Sholat Jamaah, Makmum Harus Bagaimana?

 Imam Ambruk Saat Pimpin Sholat Jamaah, Makmum Harus Bagaimana?

Muslim Alaska Manfaatkan Sholat Jum’at Sebagai Momentum Berkumpul

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Beberapa waktu lalu, jagad sosial media digemparkan dengan satu potongan video rekaman CCTV di sebuah masjid yang menampilkan kegiatan sholat berjamaah.

Namun, di tengah sholat, sang imam yang memimpin sholat tiba-tiba jatuh ambruk. Belum diketahui penyebab pasti mengapa sang imam ambruk saat memimpin sholat.

Hal yang menjadi sorotan netizen adalah saat kejadian berlangsung, tidak ada satu orang pun yang membantu ataupun  mengecek keadaan sang imam.

Justru salah satu jamaah maju ke depan menggantikan sang imam dan para makmum melanjutkan sholat jamaah.

Kemudian dari video tersebut muncul pertanyaan di kalangan netizen, khususnya netizen muslim, seorang makmum harus bagaimana sih jika menjumpai kejadian seperti itu? Menolong imam sholatnya dulu, atau lanjut sholat jamaahnya? Manakah yang harus diprioritaskan?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, redaksi menerbitkan tulisan dari KH. Ma’ruf Khozin di beranda Facebook beliau yang berjudul asli “Prioritas Menyelamatkan Nyawa,” simak penjelasan beliau berikut ini ya.

Saya awali dengan mendoakan seorang ustaz yang wafat saat menjadi imam agar Allah mengampuni dan memberi Rahmat kepadanya dan para almarhum dan almarhumah keluarga kita yang telah meninggal dunia.

Saya dapat kiriman video ini dari dr Heri Munajib (spesialis saraf), perihal makmum menganggap sudah langsung wafat padahal masih bisa diupayakan penyelamatan.

Tentu yang memiliki ilmunya adalah para Medis. Tapi apakah boleh membatalkan salat untuk menyelamatkan nyawa?

Menurut Mas Dokter adalah mendahulukan upaya penyelamatan nyawa.

Beliau membawakan kaidah ushuliyah:

“Kalau ada pertentangan antara hak Allah dan hak manusia, maka yang jadi prioritas adalah hak manusia. Hak Allah mengalah karena Dia Maha Kasih dan Penyayang.”

Ya betul, berikut seperti yang disampaikan oleh Imam Izzuddin bin Abdissalam:

ﺗﻘﺪﻳﻢ ﺇﻧﻘﺎﺫ اﻟﻐﺮﻗﻰ اﻟﻤﻌﺼﻮﻣﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﺩاء اﻟﺼﻠﻮاﺕ، ﻷﻥ ﺇﻧﻘﺎﺫ اﻟﻐﺮﻗﻰ اﻟﻤﻌﺼﻮﻣﻴﻦ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﺃﺩاء اﻟﺼﻼﺓ، ﻭاﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺼﻠﺤﺘﻴﻦ ﻣﻤﻜﻦ ﺑﺄﻥ ﻳﻨﻘﺬ اﻟﻐﺮﻳﻖ ﺛﻢ ﻳﻘﻀﻲ اﻟﺼﻼﺓ، ﻭﻣﻌﻠﻮﻡ ﺃﻥ ﻣﺎ ﻓﺎﺗﻪ ﻣﻦ ﻣﺼﻠﺤﺔ ﺃﺩاء اﻟﺼﻼﺓ ﻻ ﻳﻘﺎﺭﺏ ﺇﻧﻘﺎﺫ ﻧﻔﺲ ﻣﺴﻠﻤﺔ ﻣﻦ اﻟﻬﻼﻙ.

Artinya:

“Mendahulukan penyelamatan orang-orang yang dilindungi nyawanya yang tenggelam dibanding salat. Karena menyelamatkan nyawa lebih utama di sisi Allah dibanding menjalankan salat dalam kondisi tersebut. Karena masih bisa dilakukan upaya keduanya, menyelamatkan orang tenggelam kemudian qadha salat. Sudah maklum hilangnya waktu salat tidak seberapa dibandingkan hilangnya nyawa orang yang beriman.” (Qawaid Al-Ahkam, 66)

Boleh juga dengan tetap melanjutkan salat seperti imam yang menggantikan posisi almarhum, namun perlu ada satu atau dua jemaah yang melakukan tindakan untuk menyelamatkan nyawa.

Tentu juga memerlukan ilmu dan tata cara yang benar. []

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *