Ilmuwan Muslim Al-Isfazārī: Matematikawan dan Astronom Abad 12 M

 Ilmuwan Muslim Al-Isfazārī: Matematikawan dan Astronom Abad 12 M

Ilmuwan Muslim (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Diskursus ilmuwan muslim pada masa lampau sangatlah melimbah. Mereka memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu sains modern. Salah satunya adalah Al-Isfazārī. Ia hidup sekitar akhir abad 11 M dan awal abad 12 M.

Dilansir dari Islamic Scientific Heritage menjelaskan bahwa sosok Al-Isfazārī seorang ilmuwan muslim yang ahli di bidang ilmu matematika dan juga di bidang astronomi. Sejumlah karya dan teori-teori yang dicetuskan menjadi salah sumbangan besar terhadap perkembangan ilmu sains modern.

Salah satu teori yang terkenal dari sosok Al-Isfazārī adalah tentang teori keseimbangan baja. Di mana ia menjelaskan tentang keseimbangan baja dengan lengan yang tidak sama. Selain itu salah satu sumbangan Al-Isfazārī yang masih bisa kita nikmati hingga saat ini adalah ringkasan Elemen Euclid.

“Al-Isfazārī (12 M) adalah seorang matematikawan dan astronom Muslim Persia dari Balkh, Khurasan (sekarang Afghanistan). Karya utamanya termasuk teks tentang teori keseimbangan baja dengan lengan yang tidak sama, dan ringkasan Elemen Euclid, teks tentang pengukuran geometris,” tulis laporan Islamic Scientific Heritage melalui akun Twitter pribadinya @IslamicSH_ dikutip Rabu (8/9/2021).

Terinspirasi dari Karya Elemen Euclid

Terkait karya Al-Isfazārī tentang ringkasan Elemen Euclid ialah ia meringkas karya dari seorang ilmuwan di bidang geometri bernama Euclid. Euclid adalah bapak geometri yang terlupakan. Namun diangkat kembali oleh Al-Isfazārī.

Elemen Euclid sendiri adalah buku ajar 13 jilid dalam matematika dan geometri yang ditulis oleh matematikawan Yunani Euklides di Iskandariyah, Mesir, pada awal abad ke-3 SM. Buku ini adalah kumpulan definisi, dalil, proposisi, dan pembuktian matematika dari proposisi tersebut.

Selain terkenal dengan ringkasan Elemen Euclid, Al-Isfazārī juga menulis tentang risalah meteorologi dalam bahasa Persia.

“Dia juga menulis risalah tentang meteorologi dalam bahasa Persia. Dia sezaman dengan Umar al-Khayyam dan Abd al-Raḥmān al-Khāzin. Korpus mekanika Al-Isfazārī terdiri dari dua set teks, yang telah diterbitkan oleh Yayasan Warisan Islam Al-Furqan,” ungkap Islamic Scientific Heritage.

Sebagai informasi, sosok Al-Isfazārī memiliki nama lengkap Abū Hātim Al-Muẓaffar Al-Isfazārī. Menurut Ibn al-Athir dan Qutb al-Din al-Shirazi, Al-Isfazārī dulu bekerja di observatorium Seljuq di Isfahan. Nezami Aruzi bertemu dengannya di Balkh pada tahun 1112 atau 1113.

Karya utama Al-Isfazārī adalah berjudul Irshād dhawī al-cirfān ilā ṣinācat al-qaffān (Membimbing para pemilik pembelajaran dalam seni pembuatan baja), teks yang relatif panjang tentang teori keseimbangan baja dengan lengan yang tidak sama.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *