Ideologi Takfiri Disebut Masih Berkembang di Indonesia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas angkat bicara terkait kasus persekusi yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal terhadap Anggota Barisan Sebaguna (Banser). Ia mengatakan mudahnya seseorang memvonis kafir orang lain bisa jadi karena ideologi takfiri yang belakangan berkembang di Indonesia.
Menurutnya, bagi ideologi takfiri, selain pengikut ajarannya adalah kafir. Sehingga stempel kafir disematkan kepada siapa saja yang tidak sepaham dengan ajarannya.
Ia mengapresiasi keduanya yang tidak terpancing emosi oleh provokasi pelaku melalui caci maki dan dikafir-kafirkan.
“Sikap sahabat Eko Sutriyo dan Wildan patut dipuji: Mereka berdua tetap tenang, sabar dan tidak terpancing provokasi berupa olokan, cacian, paksaan dan tindakan yang mengesankan diri paling tahu Islam,” kata Robikin kepada NU Online dikutip HIDAYATUNA.COM, Kamis (12/12/2019).
Menurutnya, kedua Banser tersebut menunjukkan sikap tenang, itu membuktikan kedalaman pemahaman keagamaan warga NU dan keluhuran akhlaknya sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Islam melarang pengkafiran terhadap sesama muslim.
Ia menjelaskan, perilaku merasa dirinya paling Islam, apalagi disertai akhlak tercela dengan mengolok, mencaci dan memaksa untuk takbir justru mencoreng wajah Islam dan menurunkan keluhuran ajaran Islam itu sendiri.