Ibn Katsīr, Ulama Dengan Segudang Keahlian
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam khazanah intelektual Islam, sosok Ibn Katsīr tentu sudah tidak asing lagi. Ia adalah representasi dari pemikir sekaligus ulama besar dengan segudang keahlian dan prestasi yang dimiliki.
Ibn Katsīr, lahir pada tahun 1301 M di Busra, Suriah dan wafat pada tahun 1372 M di Damaskus. Ia adalah seorang yatim sejak kecil. Ayahnya meninggal dunia, saat ia masih usia tujuh tahun.
Ulama ahli tafsir ini memiliki nama lengkap Imam ad-Dīn Abu al-Fida’ Ismail bin al-Khatib Syihab ad-Din Abi Hafsah Umar bin Katsir al-Quraisy Asy-Syafi’i. Berstatus sebagai anak yatim, Ia sedari kecil diasuh oleh kakaknya yang bernama Kamal Abd Wahhab dan tinggal di Damaskus.
Di tempat ini pengembaraan keilmuan Ibn Katsir dimulai. Perjumpaannya dengan para ulama-ulama besar kala itu turut mempengaruhi proses belajarnya. Salah satu ulama yang ia jumpai antara lain Ishaq bin Yahya al-Amidi dan Hujjatul Islam Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah, Baha al-Dīn al-Qasimy bin Asakir.
Persinggungannya dengan banyak ulama saat di Damaskus membuat beliau mendalami banyak ilmu keislaman. Tidak hanya bidang tafsir, ia juga dikenal sangat fasih ilmu hadis, fiqih, dan sejarah. Bukti otentik ia mengusai deretan ilmu itu dapat dilihat dari sejumlah karya-karya yang ia hasilnya.
Ragam julukan disematkan kepada Ibn Katsir. Mulai dari gelar sebagai mufassir, kemudian muhaddits, orang yang faqīh serta muarrikh.
Ibn Katsīr mulai diperhitungkan ketika satu persatu jabatan prestisius di ranah intelektual berhasil ia kuasai. Sebagai contoh, tahun 748 H/1348 M, dirinya dipercaya untuk menggantikan gurunya yang bernama Muhammad Ibn Muhammad al-Zahabi (1284-1348 M) yang merupakan ahli hadis. Jabatan ini mengkukuhkan dirinya sebagai orang yang menguasai hadis.
Kemudian tahun 756 H (1355 M), Ibn Katsīr diangkat menjadi kepala Lembaga Dar al-Hadis al-Asyrafiyah setelah wafatnya Hakim Taqiyuddin al-Subki (683-756 H). Jabatan baru lagi ia duduki tahun 768 H/1366 M, saat itu ia ditunjuk sebagai guru besar oleh Gubernur Mankali Buga di Masjid Umayah Damaskus.
Empat belas tahun setelah ia ditunjuk sebagai guru besar, Ibn Katsīr tutup usia di umur 74 tahun. Ia dimakamkan disamping makamnya Ibnu Taimiyah. (MK/Hidayatuna)