Humor Sufi Sebuah Hikayat Nasrudin
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dunia sufi kerapkali diidentikkan dengan dunia zuhud, dunia yang jauh dari hingar bingar urusan duniawi. Identitas sufi kerap dimaknai sebagai fase kehidupan puncak dalam diri seseorang terkait penghambaan diri terhadap Tuhan.
Tidak sedikit kemudian, diksi sufi selalu direpresentasikan dengan sesuatu yang sifatnya suci dan sakral.
Lantas bagaimana, jika sufi yang selama ini dikaitkan dengan sifat kezuhudannya kemudian dibenturkan dengan gaya kejenakaan yang menggundang tawa?
Hal ini dapat kita lihat dalam sejumlah hikayat yang terdapat dalam diri sosok Nasrudin atau biasa dikenal dengan sebutan Nasrudin Hoja (Abu Nawas).
Hikayat-hikayat dari sosok Nasrudin tidak hanya mengandung humor an sich belaka, melain memiliki muatan ajaran sufi yang mendalam di dalamnya.
Perlu diketahui, Nasrudin adalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol.
Sewaktu masih sangat muda, Nasrudin selalu membuat ulah yang menarik bagi teman-temannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah.
Maka gurunya yang bijak berpesan: “Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Namun, sebijak apapun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu.”