Hukum Sperma Menurut Ulama 4 Mazhab

Hukum sperma menurut ulama 4 mazhab (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Hukum sperma (air mani) menurut ulama fikih menurut sebagian ulama ada yang menyebutkan najis. Berikut ulama yang berpendapat sperma adalah najis di antaranya Imam Malik, Abu Hanifah, al-Auza’i dan al-Tsauri.
Sedangkan Mazhab Syafi’i dan Hanbali menghukumi sperma itu suci. Meskipun air mani itu suci, tetapi orang yang keluar sperma harus terlebih dahulu mandi untuk mensucikan diri karena ia sedang dalam keadaan junub (hadas besar).
Berikut ini penjelasan Dar Ifta Mesir mengenai hukum sperma dikutip dari Bincangsyariah;
حكم المني: المني طاهرٌ على المفتى به، وهو مذهب الشافعية والحنابلة، ولكن خروجه يلزم منه الغسل، فنزوله بشهوة في اليقظة والمنام حدث أكبر -جنابة- يجب التطهر منه بالاغتسال، ولا تصح العبادات التي تفتقر للطهارة كالصلاة، والطواف، وتلاوة القرآن، وغيرها حتى يغتسل من نزل منه المني
“Hukum air mani: Air mani itu suci menurut fatwa ulama, ini merupakan pendapat mazhab Syafi’i dan Hanbali. Akan tetapi bagi orang yang keluar sperma wajib melaksanakan mandi junub. Keluarnya air mani itu dengan adanya syahwat dengan keinginan dalam keadaan terjaga dan tidur. Itu adalah hadas besar yang wajib disucikan dengan cara mandi. Tidak sah hukumnya beribadah yang kurang suci seperti salat, thawaf, membaca Alquran, dan lain-lain, tidak sah ibadah itu sampai orang yang keluar mani itu melaksanakan mandi.”
Tidak Halal Dimakan
Meskipun sebagian ulama menhukumi sperma sebagai hal yang suci, namun menelannya adalah haram. Tetapi tidak berhenti di sini, ulama berbeda pendapat mengenai hal ini sebab, ada pula yang menghukumi halal.
Pendapat yang paling kuat adalah tidak halal memakan atau menelan sperma. Pendapat ini sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarah Al Muhadzab.
Imam Nawawi berkata menurut pendapat yang sahih dan masyhur, menelan sperma hukumnya tidak halal. Meskipun secara materinya sperma dihukumi suci, namun tidak boleh menelannya karena dianggap menjijikkan.
هَلْ يَحِلُّ أَكْلُ الْمَنِيِّ الطَّاهِرِ؟ فِيْهِ وَجْهَانِ. الصَّحِيْحُ الْمَشْهُوْرُ: أَنَّهُ لَا يَحِلُّ، لِأَنَّهُ مُسْتَخْبَثٌ، قَالَ تَعَالَى: وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ. وَالثَّانِيْ: يَجُوْزُ، وَهُوَ قَوْلُ الشَّيْخِ أَبِيْ زَيْدٍ الْمَرُوْزِيْ، لِأَنَّهُ طَاهِرٌ لَا ضَرَرَ فِيْهِ
Artinya: Apakah boleh memakan sperma yang suci? Ada dua pendapat; pendapat yang sahih dan masyhur adalah tidak halal, karena sperma dianggap menjijikkan. Allah Swt. berfirman, ‘Dan Allah mengharamkan pada mereka semua hal-hal yang menjijikkan.’ Pendapat kedua; boleh. Ini adalah pendapat Syaikh Abi Zaid al-Maruzi. Hal ini karena sperma itu suci dan tidak membahayakan.”
Pendapat Halal dan Haram
Dari penjelasan Imam Nawawi tadi, meskipun yang kuat mengatakan haram, tetapi ada juga yang membolehkan memakan atau menelan sperma. Adalah Syaikh Abu Zaid al-Maruzi, ia beralasan memakan atau menelan sperma diperbolehkan karena hukum asal sperma adalah suci.
Menurutnya, sperma tidak mengandung mudarat bagi tubuh ketika ditelan sehingga diperbolehkan. Sementara itu, Syekh Khalil Ahmad Saharanpuri dalam kitab Badzlun Majhudi fi Halli Sunani Abi Daud mengatakan, hukum menelan sperma ada dua pendapat; halal dan haram.
Pendapat yang paling kuat adalah memakan sperma itu tidak halal. Pasalnya, itu adalah sesuatu yang menjijikkan dan dihukumi sebagai makanan yang diharamkan. Syekh Saharanfuri berkata;
هَلْ يَحِلُّ أَكْلُ الْمَنِيِّ الطَّاهِرِ؟ فِيْهِ وَجْهَانِ لاصحابنا. اظهر هما لا يحل لانه مستقذر فهو داخل في جملة الخبائث المحرمة علينا
Artinya: Apakah boleh makan sperma yang suci? Persoalan ini memiliki dua pendapat di kalangan ulama kita. Dan yang paling jelas di antara keduanya, adalah yang menunjukkan tidak halal memakannya, karena dia kotor atau menjijikan, sehingga dia termasuk dalam kelompok ketoran yang diharamkan bagi kita.