Hukum Menghias Kuburan dengan Sutera
Banyak ditemukan sebuah makam-makam orang penting dihias dengan menggunakan kain sutera. Lantas bagaimana hukum menghias kuburan dengan sutera
Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya menghias kuburan dengan sutera atau lainnya?
Jawaban:
Menghias kuburan selain kuburan Rasulullah Saw. dengan sutera (harir) hukumnya haram dan dengan selain sutera hukumnya makruh.
Sebagaimana diterangkan dalam kitab Tarsyih al-Mustafidin:
وَيَكْرَهُ وَلَوْ لِاِمْرَأَةِ تَزْيِينٍ غَيْرَ الْكَعْبَةِ كَمَشْهَدِ صَالِحٍ بِغَيْرَ حَرِيرُ وَيُحَرِّمُ بِهِ ( قَوْلُهُ غَيْرَ الْكَعْبَةِ ) أَمَّا هِي فَيَحُلَّ سِتْرُهَا بِالْحَرِيرِ وَكَذَا قَبْرَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيه وَسَلَّمَ
Makruh hukumnya walau bagi orang perempuan memperindah (sautu tempat) kecuali Ka’bah, seperti kuburan orang saleh dengan selain sutera, dan haram jika dengan sutera. (yang dimaksud selain Ka’bah), bahwa jika itu Ka’bah, maka boleh menutupinya dengan sutera, demikian halnya kuburan Nabi Saw.
Sumber:
- Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-1 Di Surabaya Pada Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H./21 Oktober 1926 M
Zainudin al-Malibari, Fath al-Mu’in dan Alawi al-Saqqaf, Tarsyih al-Mustafidin, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th)