Hukum Membaca Surah yang Sama dalam Salat
HIDAYATUNA.COM – Salat sebagai dalah satu komponen yang sangat penting dalam agama Islam, mempunyai hak yang paten dalam pelaksanaannya. Salat sendiri dilakukan setiap hari, bahkan dalam keadaan sakit kita masih diwajibkan untuk salat.
Berbeda dengan ibadah lainnya, seperti puasa (puasa ramadhan), dan haji yang boleh tidak melaksanakan apabila tidak sanggup dalam pelaksanaannya. Baik dikarenakan kurangnya dana untuk berangkat ataupun dikarenakan sakit. Pada dasarnya ibadah haji itu wajib bagi yang mampu. Sedangkan untuk puasa sendiri juga apabila dalam keadaan sakit atau lan sebagainya, maka puasanya boleh dilaksan dilain hari.
Ibadah salat sendiri didalamnya terdapat berbagai kesunahan. Diantara kesunahannya ialah membaca surah-surah Alquran setelah membaca Al-Fatihah, dan hal ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah Saw yang berbunyi:
انَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ مِنْ صَلاَةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ، وَسُورَتَيْنِ يُطَوِّلُ فِي الأُولَى، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ وَيُسْمِعُ الآيَةَ أَحْيَانًا، وَكَانَ يَقْرَأُ فِي العَصْرِ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الأُولَى، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ
“Nabi shallallahu’alaihi wasallam membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama salat zhuhur dan juga membaca dua surah yang panjang pada rakaat pertama dan pendek pada rakaat kedua dan terkadang hanya satu ayat. Beliau membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama salat ashar dan juga membaca dua surah dengan surah yang panjang pada rakaat pertama. Beliau juga biasanya memperpanjang bacaan surah di rakaat pertama salat subuh dan memperpendeknya di rakaat kedua” (HR Al-Bukhari 759, Muslim 451).
Hukum sunah ini berlaku bagi seseorang malaksanakan salat secara berjemaah ataupun munfarid (sendirian). Dalam membaca surah pun lebih ditutamakan secara sempurna, artinya lebih diutamakan membaca surah secara utuh, daripada hanya setengah surah saja.
Surah Setelah Al-Fatihah dalam Salat
Sebagai contoh lebih baik membaca surah al-ikhlas dari ayat 1 sampai 5 ( ayat terakhir), daripada membaca surah yang panjang. Akan tetapi tidak sampai selesai seperti membaca surah Al-baqarah ayat 1 sampai 5.
Akan tetapi apabila kita dalam keadaan tidak berjemaah, maka boleh membaca surah-surah yang panjang. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqan fi Ulum al-Quran. Dijelaskan yang dimasksud dengan surah-surah panjang adalah dimulai dari surah Qaaf sampai surah an-Naba juz ke-30.
Lalu, bolehkah mengulang bacaan surah yang sama dalam suatu salat? Secara hukum, membaca surah-surah setelah membaca Al-Fatihah adalah sunah. Artinya andaikan kita tidak membaca surah apa pun setelah membaca Al-Fatihah maka salatnya tidak batal.
Itu menunjukan bahwa apabila seseorang membaca surah yang sama baik pada rakaat pertama maupun kedua maka hukumnya boleh.
Lebih dianjurkan juga dalam pembacaan surah setelah membaca Al-Fatiha, supaya di rakaat pertama membaca dan kedua berurutan. Artinya apabila kita membaca surah Al-qari’ah pada rakaat pertamanya, maka di rakaat kedua membaca surah setalah surah Al-qari’ah.
Seperti surah An-Nas atau lain sebagainya karena surah Al-qariah di dalam Alquan sendiri nomor ke-101, sedangkan surah An-Nas di dalam Alquran nomor ke-114. Begitu seterusnya.
Bahkan pernah diceritakan pada masa Rasulullah terdapat seorang imam masjid Quba yang setiap selesai membaca surah Al-Fatihah dia selalu membaca surah Al-ikhlas. Dikemudian hari salah satu jemaahnya di masjid mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah Saw.
Lalu beliau Saw. bertanya, kepada laki-laki tersebut. “Hai Fulan, apakah yang membuatmu hingga tidak mau melakukan apa yang diminta oleh jemaahmu. Dan mengapa engkau selalu membaca surah ini dalam tiap rakaatmu?” Lelaki itupun menjawab, “Aku menyukainya.” Maka Rasulullah Saw. bersabda:
«حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ»
Artinya: “Kecintaanmu kepada surah (Al-lkhlas) ini dapat memasukkanmu ke dalam surga”.