Hubungan Antara Dosa Dan Doa
Bagaimana Hubungan Antara Dosa Dan Doa? Kalian Bisa Menyimak Penjelasannya di Bawah Ini Untuk Melihat Hubungan Keduanya
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ, الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَبَارِكْ عَلى نَبِيِّنَا مُحمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانِ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَا بَعْدُ: فَياَ عِبَادَ اللهِ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَقُوْنَ. إِتَقُوا اللهِ حَقَ تُقَاتِهِ وَلاَتَموْتُنَ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ, أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ, يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ, يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Pada Jum’at yang insyaallah mubarok ini, izinkanlah saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada hadirin sekalian, agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya itulah yang menjadi tujuan hidup kita sekaligus penyelamat kita di dunia dan di akhirat.
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Dosa-dosa yang dilakukan manusia, selain memiliki balasan di akhirat, juga memiliki pengaruh buruk di dunia. Dosa-dosa memiliki pengeruh buruk tertentu, seperti meruntuhkan dan menyingkap tabir yang menutupi cela, menurunkan bencana, mengubah kenikmatan, merintangi doa, dan lain-lain. Pengaruh tersebut ada yang bersifat langsung, dan ada yang bersifat tidak langsung.
Dampak langsung dosa Yang bersifat langsung, ada yang berpengaruh buruk hanya kepada pelaku dosanya, tapia da juga yang berdampak bagi masyarakat umum. Berikut ini adalah beberapa ayat al-Quran yang mengisyaratkan kepada perbuatan yang berdampak kepada kerusakan dan bencana:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum: 41)
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura; 30)
اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. An-Nur: 19)
وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)” (QS. AL-Isra’: 16)
Demikianlah tadi ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang dampak langsung dosa-dosa yang dilakukan manusia. Sementara itu, banyak juga memberikan keterangan yang sama. Berikut ini adalah sebagian dari riwayat-riwayat tersebut sebagaimana yang bisa dilihat pada banyak kitab-kitab di pasal-pasal dan bab dosa.
Tidak ada sesuatu yang paling merusak hati melebihi perbuatan dosa. Sesungguhnya perbuatan dosa itu akan bertikai dengan hati sampai berhasil mengalahkannya dan menjadikan yang atas menjadi bawah.
“ketahuilah, sesungguhnya tidak ada otot yang berpindah , bencana dan musibah, sakit kepala dan penyakit yang menimpa manusia, melainkan disebabkan oleh dosa yang telah ia perbuat”
“tatkala masyarakat melakukan perbuatan dosa yang belum pernah dilakukan, maka Allah akan menimpakan kepada mereka suatu bencana yang belum pernah mereka ketahui”
“sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla, memiliki penyeru yang menyeru pada tiap siang dan malam seraya mengatakan, ‘wahai hamba Allah, berhentilah dari bermaksiat kepada Allah. Jika sekiranya bukan lantaran binatang yang merumput, anak-anak yang menyusu, orang tua renta yang tengah rukuk, maka akan diturunkan kepada kalian siksaan yang dahsyat, dan kalian benar-benar akan hancur luluh”
Sayiddina Ali bi Abi Thalib mengatakan, “ada tiga perkara yang pelakunya tidak akan mati sampai ia menyaksikan bencana akibat tiga perkara tersebut: membangkang perintah Allah, memutus silaturahmi, dan melakukan sumpah palsu.”
“barang siapa yang mencaci saudaranya tanpa alas an, maka Allah akan mencacinya di dunia dan akhirat, dan barang siapa yang mencaci dan menyebarkan kesalahan (aib) orang mukmin, ia tidak akan mati sampai merasakan akibat dari perbuatan dosa tersebut. Dan barang siapa yang merasa senang atas sebuah penderitaan yang diderita saudaranya, maka ia tidak akan mati sebelum mengalami penderitaan semacam itu pula. Tidak ada seorangpun yang melecehkan seorang mukmin, melainkan ia akan mati dalam keadaan yang amat buruk, dan pasti ia tidak akan mendapat kebaikan”
Barang siapa di antara pengikutku yang mendatangi saudaranya demi memeinta pertolongan, lalu (saudaranya) itu tidak memberikan bantuan padahal ia mampu melakukannya, maka Allah akan menurunkan kepadanya bencana, sehingga ia akan memenuhi kebutuhan musuh-musuh kita, dan dengan hal itulah Allah menyiksanya di hari kiamat”
“barang siapa yang berusaha mendapatkan sesuatu dengan bermaksiat kepada Allah, maka ia akan kehilangan apa yang ia harapkan dan akan didatangi apa yang ia khawatirkan”
Rasulullah SAW, bersabda, “ada lima perkara yang sekiranya kamu menyaksikannya maka mohonlah perlindungan kepada Allah darinya, jika suatu kaum penuh dengan perbuatan maksiat maka (mereka) akan ditimpa sampar (wabah) dan berbagai macam penyakit; dan jika mereka mencurangi timbangan maka mereka akan mengalami kekeringan, paceklik, dan berada di bawah tekanan penguasa zalim; dan jika mereka enggan mengeluarkan zakat maka mereka tidak akan mendapatkan tetesan air hujan; dan jika mereka melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya maka mereka akan dikuasai oleh musuhnya: dan jika mereka mengeluarkan hukum yang tidak diturunkan oleh Allah, maka Allah akan menjadikan bencana dan kesulitan di antara mereka,”
Dalam riwayat lain tertulis bahwa jika perbuatan zina telah merajalela, maka akan banyak kematian mendadak; dan jika terjadi pengurangan timbangan, maka mereka akan mengalami paceklik dan kekurangan; dan jika mereka enggan mengeluarkan zakat, maka bumi tidak akan mengeluarkan berkahnya berupa buah-buahan, tetumbuhan dan tambang.
Bisa jadi banyaknya bencana di negeri ini , juga akibat dosa yang dilakukan oleh penduduknya sendiri, sebab dosa satu orang yang dibiarkan akan berimbas pada banyak orang. Negeri tercinta ini tak akan boleh terus menerus dikotori oleh dosa penghuninya. Perlu dilakukan taubat secara nasional dan doa secara nasional, agar negeri ini menjadi Makmur dan bersih dari perbuatan dosa dak keburukan, sehingga penduduknya menjadi orang yang diridhai Allah SWT.
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Dampak tidak langsung dosa, terkadang damak yang dirasakan pelaku dosa tidak bersifat langsung, melainkan melalui proses tertentu. Karena perilaku dosanya, seorang pendosa akan memiliki hati yang buruk dan pikiran yang kacau. Dengan kata lain, orang itu punya penyakit hati. Konsekuensi logisnya, orang tersebut akan memperoleh beragam akibat buruk berupa bencana dan kegagalan.
Peringkat terendah dari prnyakit hati adalah munculnya perasaan malas dan tak bersemangat dalam beribadah dan menjalin hubungan dengan Allah. Orang ini akan dikuasai rasa lalai, dan itu merupakan bencana yang amat buruk.
فَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar; 22)
Peringkat pertengahannya adalah seseorang yang hatinya dikuasai oleh perasaan sedih, bingung, gelisah dan ragu. Allah SWT berfirman:
لَا يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِيْ بَنَوْا رِيْبَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ اِلَّآ اَنْ تَقَطَّعَ قُلُوْبُهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ࣖ
“Bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi penyebab keraguan dalam hati mereka, sampai hati mereka hancur. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. At-Taubah; 110)
Sedangkan peringkat tertinggi dari hati yang keras dan membantu adalah kufur dan ingkar kepada Allah. Allah SWT berfirman:
ثُمَّ كَانَ عَاقِبَةَ الَّذِيْنَ اَسَاۤءُوا السُّوْۤاٰىٓ اَنْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَكَانُوْا بِهَا يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ
“Kemudian, azab yang lebih buruk adalah kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olokkannya”. (QS. Ar-Rum: 10)
Jadi berusahalah agar kita terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat. Ada banyak sekali keburukan yang menimpa kita manakala kita membiarkan diri kita tenggelam dalam dosa dan maksiat, Na’udzu billahi min dzalik.