Hindun binti Utbah Sang Pemakan Jantung Hamzah

 Hindun binti Utbah Sang Pemakan Jantung Hamzah

Siti Sarah (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Perempuan seperti Hindun binti Utbah memiliki hati selembut sutra, ketika ia mempunyai akhlak dan perangai yang baik. Meski begitu, kadang perempuan ketika sudah gelap mata, rasa benci pun menghantui. Rasa dendam melekat dan rasa dengki menggerutu di dada, mereka melebihi singa di padang pasir.

Demikian sosok hindun binti Utbah yang awalnya membenci Islam, sampai akhirnya ia ikut membela dan menegakkan Islam di tanah Arab. Hindun binti Utbah hidup pada zaman jahiliyah, ia termasuk perempuan yang memiliki kekuasaan dan kehormatan.

Hindun merupakan putri dari seorang pemimpin kabilah yakni Utbah bin Rabi’ah. Dalam sejarah Islam, ia digambarkan sebagai perempuan yang berkepribadian tinggi, tegas, dan keras terhadap kaum Muslimin sebelum masuk Islam.

Di masa jahiliyah, Hindun menyimpan rasa dendam dan menuntut balas atas kematian Syaibah dan ayahnya Utbah. Ketika Perang Uhud berlanjut dendam itu lampiaskan sahabat Hamzah berhasil di bunuh oleh budaknya yang ahli dalam melempar tombak.

Kemudian, ketika Hamzah tergeletak dan sudah dipastikan meninggal, Hindun mendekati tubuh Hamzah. Lalu ia membelah dadanya, kemudian memakan jantungnya sebagai salah satu bentuk balas dendam atas kematian ayah dan saudaranya.

Masuk Islam Setelah Abu Sufyan

Namun siapa sangka, wanita yang tergenas ganas, keras dan keji itu, Allah teteskan rahmat dan hidayah-Nya sehingga ia dapat merasakan masnisnya Iman dan Islam. Hindun menyatakan ia seorang wanita Muslim ketika terjadinya Fathu Mekah yang berawal dari perbincangan dengan suaminya, Abu Sufyan, yang lebih dahulu masuk Islam.

“Aku sudah masuk Islam, segeralah masuk Islam, wahai istriku,” kata Abu Sufyan.

“Benar, suamiku, tetapi aku harus berpikir dulu. Masih teriang di mataku tetesan darah ayah ketika meninggal di perang. Walaupun rasa dendamku sudah ku lampiaskan pada Hamzah,” jawab Hindun.

“Syukurlah kalau begitu, tunggu apa lagi,“ sahut suaminya.

“Aku tertarik sekali melihat perilaku kaum Muslim yang bijaksana dan sopan yang bijaksana dan sopan ketika melakukan ibadah di sekitr Ka’bah. Rasanya ku ingin sekali berbai’at kepada Muhammad,” ungkap Hindun.

Tak lama kemudian ia pergi menuju rumah Rasulallah, di sana ia menemui Umar, kemudian Umar meminta kepada Rasulallah bahwa ada seorang wanita yang ingin menghadap Nabi. Hindun menghadap Nabi dengan muka di tutupi kain sehingga Nabi tidak dapat mengenalnya.

Menyebarkan Islam kepada Wanita Kuraisy

Di hadapan Nabi ia menyatakan masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat. Kini darah Islam telah mengalir di tubuhnya, setelah ia sampai di rumah ia langsug mengambil kampak untuk menghancurkan patung-patung yang ada di rumahnya.

Hindun adalah wanita yang sangat berpengaruh dan terhormat pada masa itu. Setelah masuk Islam, ia mengajak seluruh wanita Kuraisy untuk memeluk agama yang dibawa Muhammad.

Tidak sedikit kali ini wanita-wanita Kuraish yang kagum kepada kepribadian Hindun sehingga, mereka pun berbondong-bondong ingin masuk Islam. Suatu ketika Hindun membawa ratusan wanita Kuraish untuk mengikuti jejak agama Muhammad dan mendatangi Nabi ketika berada di padang pasir untuk melakukan baiat masuk Islam.

Ibarat batu yang keras, ketika ditetesi air setiap hari, maka akan hancur sedikit demi sedikit. Sama halnya dengan hati ketika yang keras ketika sudah dimasuki rasa Iman akan lunak juga.

Seperti halnya Hindun yang semula berhati keras dan sangat membenci Islam kini menjadi seorang pemimpin wanita. Ia pernah menjadi pemimpin wanita ketika terjadi perang Yarmuk melawan tentara romawi dan ia berhasil mengalahkan tentara eropa tersebut. Wallahu A’alam

 

Referensi : Amirullah Syarbini, Doa-Doa Khusus Wanita

Nafilah Sulfa

https://hidayatuna.com/

Penulis adalah santri aktif Pondok Pesantren Ziyadatut Taqwa Pamekasan Madura, dan Mahasiswi Ilmu Alquran dan Tafsir semester akhir di IAIN Madura. Pegiat kajian Feminisme.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *