Hindari Berprasangka Buruk, Islam Ajarkan Berpikir dan Berperilaku Positif
HIDAYATUNA.COM – Ternyata cara berpikir seseorang sangat menentukan perilakunya. Hal ini dapat dibuktikan, misalnya, ketika seseorang sedang berprasangka buruk terhadap orang lain. Biasanya dia akan cenderung bersikap kurang ramah dan tak bersahabat saat bertemu dengan orang yang diprasangkai buruk tersebut.
Prasangka yang buruk dalam ajaran Islam termasuk hal yang mestinya dijauhi karena hal tersebut dapat mengotori hati kita. Bahkan prasangka buruk termasuk ke dalam jenis penyakit hati.
Dalam tulisannya dilansir dari NU Online, (27/3/2021), Fathoni Ahmad menguraikan, penyakit hati berupa prasangka buruk (su’uzon) bukan perkara ringan dan remeh. Ia adalah penyakit berbahaya yang dapat membunuh iman, dan orang yang dihinggapi penyakit ini merupakan orang yang jauh dari ketakwaan.
Fathoni Ahmad melandasi tulisannya tersebut dengan menguraikan penjelasan dalam kitab suci Alquran, Surah Al-Hujurat: 12, yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu sekalian yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Pemberi Taubat, Maha Penyayang”.
Bahaya Prasangka Buruk
Prasangka (yang buruk) bila merujuk keterangan dalam Surah Al-Hujurat ayat 12 tersebut, ternyata mengandung unsur dosa yang mestinya harus selalu kita jauhi bersama. Hal ini bisa kita pahami ketika apa yang kita prasangkakan terhadap orang lain ternyata tidak menjadi kenyataan.
Terlebih bila prasangka (buruk) tersebut terlanjur kita ucapkan dan sebarkan kepada orang lain, maka kita sama saja telah memfitnah orang tersebut. Sementara fitnah dalam Islam termasuk perilaku yang sangat dilarang.
Memang saya akui, untuk menanamkan prasangka yang baik dan menghilangkan prasangka buruk itu bukan hal mudah. Terlebih bila kita berhadapan dengan orang yang nemiliki karakter tak bisa dipercaya.
Oleh karenanya penting dipahami bersama, selain kita berusaha untuk tidak berprasangka buruk pada sesama. Seyogianya kita jangan terbiasa berperilaku yang menyebabkan orang lain berburuk sangka pada kita. Artinya, ketika kita tak ingin orang lain berprasangka buruk pada kita, maka berusahalah untuk berperilaku yang baik.
Kemudian, seumpama kita sudah berusaha berperilaku baik tapi ternyata masih ada orang yang berbuat buruk pada kita, bersabarlah dan tak perlu kita marah-marah atau membalasnya dengan keburukan. Sebab memang kita tak bisa memuaskan semua orang. Sebaik apa pun hal yang kita kerjakan, biasanya ada saja orang yang tak menyukainya.
Kunci hidup bahagia, salah satunya ialah menghindari pikiran yang buruk. Ya, mengosongkan hati dan pikiran dari hal-hal buruk terbukti dapat membuat hidup kita lebih tenang, bahagia, dan sabar dalam menghadapi beragam ujian kehidupan.
Pikiran buruk ibarat ruang yang tak diberi penerang sehingga menjadi gelap gulita. Masaharu Taniguchi, Ph.D. dalam Buku Kehidupan menulis, pikiran yang gelap akan menghancurkan dan pikiran yang cerah akan membangun. Orang yang menggunakan perkataan yang menghancurkan dan cara berpikirnya menghancurkan akan jauh dari kehidupan yang indah dan bahagia.
Membangun Pikiran Positif
Pikiran positif, sebagaimana kita ketahui bersama, merupakan lawan dari pikiran negatif. Berpikir positif seyogianya menjadi kebiasaan dan gaya hidup kita.
Orang yang terbiasa berpikir positif biasanya perilakunya pun akan positif. Orang yang terbiasa berpikir dan berperilaku positif maka dia akan dikelilingi oleh hal-hal yang positif dan menyenangkan.
Oleh karenanya, biasakanlah berpikir positif meskipun kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang tak menyenangkan. Misalnya saat berhadapan dengan suatu persoalan, usahakan berpikir jernih, jangan mudah menyalahkan orang lain, ambil hikmahnya.
Berpikir positif akan membantu kita memiliki sikap optimistis dalam menjalani hidup ini. Sikap optimistis dalam memandang hidup menjadikan kita tak mudah menyerah saat mengalami kegagalan demi kegagalan. Justru kegagalan tersebut akan menjadikan kita lebih bersemangat untuk meraih kesuksesan.
Pikiran positif akan membantu mendekatkan kita pada petunjuk dan pertolongan-Nya. Prof. H. Dadang Kahmad dalam buku Musibah Pasti Berlalu menuturkan, Allah itu sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Apabila kita yakin akan datangnya pertolongan Allah, pertolongan itu pasti datang dari arah yang tak disangka-sangka.
Apabila kita yakin doa kita akan dikabulkan, Allah akan menunjukkan kuasa-Nya. Doa itu akan dikabulkan lebih daripada yang kita minta. Persangkaan yang baik kepada Allah akan menciptakan kehidupan yang baik dan mudah.
Dengan prasangka yang baik kepada Sang Pencipta, Allah SWT. akan menempa kita menjadi manusia yang selalu berpikir positif sehingga akan positif pula kehidupan kita. Apabila kita menganggap ada kemudahan di balik musibah dan kesulitan yang menimpa, maka Allah akan memudahkan kehidupan kita.
Akhirnya, semoga kita dapat menjadi pribadi yang selalu menerapkan pikiran positif agar hati kita tak teracuni penyakit hati. Sehingga kehidupan yang kita jalani senantiasa berada dalam bimbingan Tuhan. Ketika hidup kita selalu dalam bimbingan-Nya maka kebahagiaan akan melingkupi hari-hari kita. Wallahu a’lam bish-ahawaab.