Hikmah dan Makna Filosofis Thawaf
Thawaf merupakan rukun haji memutari Kakbah sebanyak tujuh kali putaran. Menurut sebuah riwayat thawaf ketika nabi Adam diusir dari surga kebumi, hal yang paling disedihkan adalah tidak bisa lagi mengikuti ibadah bersama malikat menegelilingi ‘Arasy (singgasana) Allah. Maka kemudian Adam dihibur dengan dibangunkan Kakbah sebagai Baitullah.
Allah berfirman di surat al-Baqarah ayat 125:
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.”
Kedudukan thawaf sangatlah tinggi karena mengandung makna filosofis tersendiri. Saat melakukan ibadah thawaf status sosial, jabatan, harta, warna kulit, asal usul, semua ditanggalkan. Setiap orang hanya mengenakan kain ihram putih, tanpa jahitan, sebagai simbol persamaan derajat di mata Allah. Sekaligus pengingat, manusia dilahirkan dan akan berpulang dalam kesejatiannya.
Selain hal itu kedudukan thawaf bahkan disamakan dengan sholat. Sebagaimana hadits Nabi berikut:
الطواف بالبيت صلاة إلا أن الله تعالى أباح فيه الكلام
Artinya: “Thawaf mengelilingi Baitullah itu sama seperti sholat, hanya saja, Allah memperbolehkan berbicara di dalam thawaf.”
Sementara itu, gerakan berjalan memutar mengelilingi Kakbah pada thawaf membawa pesan maknawi sebagai gerakan berputar pada poros bumi yang paling awal dan paling dasar. Berputar mengelilingi Kakbah juga menjadi simbol mengikatkan diri hanya ke satu titik, yakni keridhaan Allah dimana do’a dan dzikir, yang selalu dikumandangkan. Ini merupakan gerakan membebaskan diri dari berbagai ikatan selain Allah yang biasa memperbudak.
Thawaf memberikan pengertian kepada kita tentang hakikat keberadaan Allah dan manusia sebagai makhluk-Nya, hubungan antara manusia dengan Pencipta dan kebergantungan manusia akan Tuhannya.
Tujuh kali putaran mengelilingi Kakbah, memiliki arti maknawi sebagai jumlah hari yang dijalani oleh umat manusia dalam setiap minggu. Kehidupan berjalan dinamis karena dasarnya adalah gerak. Sepeti bumi mengitari matahari, bulan mengitari bumi. Fenomena alam semsta adalah fenomena kebergantungan yang ouncaknya dalah kebergantungan kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT.