Hati-Hati! Orangtua Bisa Jadi Sebab Anak Durhaka

 Hati-Hati! Orangtua Bisa Jadi Sebab Anak Durhaka

Memperbaiki Keturunan atau Merusak Keturunan Orang? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Setiap orangtua pasti menginginkan agar anak-anaknya bisa tumbuh menjadi anak saleh dan saleha. Oleh karena itu, orangtua rela berjuang untuk anak-anaknya sejak kita masih kecil. Mulai dari mengurus dan merawat kita sejak bayi, memberikan asupan gizi yang baik, memberikan pendidikan yang layak, dan masih banyak lagi.

Melalui perjuangan besar orangtua terhadap anaknya tersebut, maka Islam pun sangat menganjurkan agar setiap anak selalu berbakti kepada kedua orangtuanya. Selain berbakti, Islam juga melarang setiap anak untuk bersikap durhaka kepada orangtuanya.

Tak sedikit dari anak yang ketika sudah tumbuh dewasa dan merasa mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia tak lagi memikirkan orangtuanya. Tentu hal ini menjadi kesedihan tersendiri bagi setiap orangtua. Di mana saat hari tuanya menginginkan untuk bisa berkumpul bersama anak-anak serta cucu-cucunya, justru harus merasa kesepian.

Sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 yang artinya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa,

“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

Apa yang menyebabkan anak menjadi durhaka?

Sebagaimana dikutip melalui Islampos, ada empat hal yang menjadi penyebab kenapa seorang anak bisa menjadi durhaka.

  1. Kurang Baik dalam Memilih Pasangan

Sebelum kita menikah, tentunya pemilihan pasangan menjadi hal yang sangat penting. Selain karena kecocokan, juga haruslah memperhatikan aspek lainnya. Sebagaimana Rasulullah saw pernah mewasiatkan kepada umatnya saat memilih pasangan melalui hadist riwayat Bukhari dan Shahih Muslim:

Wanita (biasanya) dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kadudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak emikian, niscaya kamu akan merugi.

  1. Tidak Menanamkan Adab Islami Sejak Kecil

Sebagai orangtua memiliki tanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan pengajaran yang baik kepada anak-anaknya. Salah satunya adalah menanamkan adab-adab Islami sejak masih kecil. Sehingga nantinya anak bisa tumbuh dan terbiasa dengan adab yang baik. Dan akan terbawa saat anak sudah mulai bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Hal ini sebagaimana hadist riwayat Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda:

Muliakanlah anak-anakmu dan perbaguslah akhlak mereka.

  1. Orangtua Tidak Menjadi Teladan dalam Penerapan Adab Islami

Sebagai orang yang mengajarkan tentang adab-adab Islami kepada anak, maka orangtua tidak hanya sekedar mengajarinya saja. Tetapi juga harus disertai dengan keikutsertaan untuk menerapkannya.

Karena tidak bisa dipungkiri bahwa anak pasti akan mencontoh orangtua. Karena orangtua adalah guru pertama bagi anak sekaligus orang yang selalu ada di samping anak sejak kecil.

Sehingga orangtua memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan contoh yang baik. Dengan begitu, nantinya anak akan tumbuh dengan adab-adab yang sesuai ajaran Islam.

  1. Tidak Adanya Doa yang Dipanjatkan Oleh Orangtua Pada Anak-Anaknya

Ikhtiar yang dijalankan tidak akan lengkap jika tidak diiringi dengan doa. Sehingga, orangtua juga tidak boleh lupa untuk selalu mendoakan anak-anaknya agar tumbuh menjadi anak yang saleh dan saleha.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Ali-Imron ayat 38 yang artinya:

Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Dengan begitu, orangtua memiliki peranan yang sangat penting terhadap keturunannya kelak. Hal tersebut bukan dimulai saat orangtua sudah menikah dan memiliki anak, lalu diberikan pengajaran yang baik. Tetapi dimulai sejak sebelum akad disahkan.

Yang mana kedua orangtua penting untuk membekali dirinya dengan pendidikan dan pengetahuan yang baik. Sehingga, hal tersebut bisa membantu orangtua di dalam melahirkan anak-anak yang saleh dan saleha di masa depan.

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *