Harlah ke-74, Santri dan Muhibbin Kiai Ghofur Kumpulkan Dana Tembus 400 Juta Rupiah

 Harlah ke-74, Santri dan Muhibbin Kiai Ghofur Kumpulkan Dana Tembus 400 Juta Rupiah

Beberapa Intisari Penting dari Dars Syaikh Anas asy-Syarfawi (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam memperingati ulang tahun pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, KH. Abdul Ghofur yang ke-74 tahun, para santri, alumni dan muhibbinnya mengumpulkan kado dalam bentuk dana.

Pengumpulan kado yang dilakukan sejak 25 Januari hingga Februari 2023 itu telah tembus mencapai Rp.400 juta lebih. Dana dihimpun dari berbagai santri, alumni dan para muhibbin (pecinta) Kiai Ghofur.

Kegiatan tersebut diinisiasi dan dikordinir langsung oleh Pengurus Pusat Persatuan Santri Alumni Sunan Drajat (PP Pessandra).

“Dengan memohon ridlo kepada Allah Swt., PP. Pessandra mengumumkan Pengumpulan Kado Ulang Tahun ke-74 KH. Abd. Ghofur, yang dihimpun mulai tanggal 25 Januari-12 Februari 2023, diperoleh sebesar Rp. 405,214,500,” ungkap PP Pessandra dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin, (12/2/2023).

PP Pessandra juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh santriwan, santriwati, alumni, muhibbin, dan walisantri yang telah tulus ikhlas ikut membantu dan mensukseskan acara tersebut.

“Semoga kita sekalian senantiasa diberi kesehatan, keberkahan rejeki, keluarga yang tentram, serta dicatat sebagai amal soleh,” sambungnya.

Gerakan pengumpulan kado ini menurut PP Pessandra dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Kiai Ghofur yang telah menjadi guru terbaik bagi mereka.

“Sugeng ambal warso, Kiai! Terimakasih telah menjadi guru terbaik bagi kami. Semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keberkahan,” tandasnya.

Sebagai informasi, Kiai Ghofur lahir pada 12 Februari 1949 di Dusun Banjaranyar Desa Banjarwati, Paciran, Lamongan. Beliau pernah nyatri kepada KH. Bisri Syansuri di Pondok Denanyar Jombang, kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.

Setelah itu, Kiai Ghofur berguru kepada KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Sarang Rembang, serta melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *