Haramkah Menggambar Binatang ?

Kisah Seekor Beruang dan Kelinci
Bolehkah membuat gambar binatang dengan berbentuk jisim yang sempurna? Dan bagaimanakah hokum permainan anak-anak (boneka)?
Jawaban:
Membuat gambar binatang dengan bentuk jisim yang sempurna, hukumnya tidak boleh (haram), karena menyerupai berhala. Adapun permainan anak-anak (boneka), hukumnya boleh. Sebagaimana diterangkan dalam Fath al-Mu’in berikut ini:
وَمِنْه صُورَةُ حَيَوَانٍ مشتيلة عَلَى مَا يُمْكِنُ بَقائِهِ وَإِنَّ لَمْ يَكُنْ لَهَا نَظِيرٌ كَفَرَسٍ بِأجْنِحَةٍ وظير بِوَجْهِ إِنْسانٍ عَلَى سَقْفٍ أَوْ جِدارً أَوَ سِتْرٌ عَلِقَ لِزَيْنَةٍ أَوْ ثِيابُ مَلْبُوسَةٍ أز وَسَادَةً منصوية لِأَنَّهَا تشبة الْأَصْنَامَ .. نَعَمْ يَجُوزُ تَصْوِيرُ لعبُ الْبناتِ لِأَنَّ عاشَةً رَضِيَ اللهُ عَنْهَا كَانَتْ تَلْعَبُ بِهَا عِنْدَه صَلَّى اللهُ عَلَيه وَسَلَّمُ
Di antar (yang tidak diperbolehkan) adalah, gambar-gambar binatang yang lengkap (dalam bentuk) yang memungkinkan bisa hidup, walaupun tidak ada padanya (dalam realita) seperti kuda bersayap, burung berwajah manusia di atas atap, dinding, tirai yang digantung untuk dekorasi, busana yang dikenakan, atau bantal yang dipajang, karena semuanya menyerupai berhala yang diharamkan… (namun) boleh menggambar mainan anak-anak putri, karena Aisyah pernah bermain boneka di hadapan Rasulullah Saw.
Lebih terang lagi dijelaskan dalam kitab Is’ad al-Rafiq:
وَأَجْمَعُوا عَلَى وُجُوبِ تَغْيِيرٍ مَا لَهُ ظِلٌّ قَالً إلّا مَا وَرْدٌ فِي لُعَبِ الْبناتِ الصّغارِ مِنَ الرُّخْصَةِ
Para Ulama sepakat atas keharusan mengubah suatu yang mempunyai bayangan (tiga dimensi), kecuali pada mainan anak-anak putri (boneka) karena teradapat rukhshah.
Sumber:
- Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-1 Di Surabaya Pada Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H./21 Oktober 1926 M
- Zainudin al-Malibari, Fath al-Mu’in, dalam al-Bakri Muhammad Syatha al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin (Singapura: Maktabah Sulaiman Mar’i, t.th). jilid III.
- [1] Muhammad Babashil, Is’ad al-Rafiq, (Singapura: al-Haramain, t.th), Juz II.