Hampir 50% Anggota Partai Konservatif Inggris Anggap Islam “Ancaman”

 Hampir 50% Anggota Partai Konservatif Inggris Anggap Islam “Ancaman”

Partai Konservatif

HIDAYATUNA.COM, Inggris – Hampir 50% atau setengah dari anggota Partai Konservatif Inggris percaya bahwa Islam ‘umumnya merupakan ancaman’ bagi cara hidup Inggris. Data ini didapat dari sebuah penelitian dengan jajak pendapat.

Survei terhadap aktivis kelas atas menunjukkan 47 persen menganggap Islam tidak sesuai dengan nilai-nilai Inggris.

Sekitar 43 persen positif tentang Muslim, berbeda dengan sekitar tiga perempat responden yang mengungkapkan pandangan positif tentang Hindu dan Sikh.

Dilansir dari Daily Mail, persentasi tersebut merupakan hasil dari jajak pendapat YouGov dilakukan oleh aktivis anti-rasisme Hope not Hate. Penelitian tersebut juga menemukan indikasi setidaknya 20 anggota dewan Tory untuk penyelidikan Islamfobia internal partai.

Secara total, kelompok tersebut memberi tahu partai itu tentang 40 contoh materi Islamfobia. Materi tersebut diposting ke media sosial yang dibuat oleh anggota akar rumput.

Seorang anggota diduga pernah membuat lelucon anti-Muslim tentang penembakan di masjid Christchurch. Setelah mengikuti kursus keberagaman online, diizinkan kembali ke Partai Konservatif, dan terus mengulangi membuat pernyataan seperti itu.

Anggota lainnya tetap menjadi anggota dewan wanita setelah menjalani masa skorsing singkat. Ini akibat dari menyamakan seorang pria Asia dengan seekor anjing. Ia juga menulis di media sosialnya, ‘Dia berkulit coklat, dia bau, dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris.’

Nick Lowles, kepala eksekutif Hope Not Hate, mengatakan anggota partai tersebut memiliki ‘masalah yang dalam dengan prasangka anti-Muslim,’ menurut The Times.

Berkas kelompok tersebut yang konon memuat unggahan Islamfobia yang dibuat oleh anggota partai itu telah diserahkan ke penyelidikan partai tersebut.

Jajak pendapat terhadap 1.200 aktivis akar rumput menemukan hanya 31 persen yang berpendapat bahwa diskriminasi terhadap Muslim adalah masalah serius di Inggris. (Hidayatuna/AS)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *