Hamas dan Israel Sepakati Gencatan Senjata Selama Empat Hari
HIDAYATUNA.COM, Palestina – Hamas, gerakan perlawanan Palestina yang menguasai Gaza, mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan gencatan senjata empat hari dengan rezim Israel, menyusul pembicaraan tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Kesepakatan tersebut mencakup pertukaran tahanan dan sejumlah langkah untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.
Kabinet Israel mendukung perjanjian tersebut setelah pembicaraan yang berlanjut hingga dini hari pada Rabu pagi, dengan media Israel melaporkan perdebatan sengit antara menteri di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Hamas merilis pernyataan pada Rabu pagi, yang menyatakan bahwa kesepakatan tersebut dicapai setelah negosiasi tidak langsung yang sulit dan rumit.
Perjanjian tersebut mencakup kesepakatan pertukaran tahanan dan sejumlah klausul yang akan menjamin masuknya bantuan kemanusiaan ke seluruh Jalur Gaza tanpa pengecualian, kata Hamas, Jaringan TV Al-Mayadeen melaporkan.
Memberikan rincian lebih lanjut mengenai gencatan senjata, Hamas mengatakan perjanjian di tingkat militer mencakup penghentian semua permusuhan dari kedua belah pihak.
Penghentian seluruh aksi militer Israel di seluruh wilayah Jalur Gaza, penghentian pergerakan kendaraan militer Israel di Jalur Gaza, penghentian penerbangan militer Israel di Jalur Gaza selatan selama empat hari berturut-turut.
Dan pembatasan penerbangan militer Israel di Jalur Gaza utara hingga enam jam setiap hari, adalah beberapa klausul lain yang dilaporkan dalam perjanjian tersebut.
Pada tingkat kemanusiaan, ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan, bantuan, dan medis akan menjangkau seluruh wilayah Jalur Gaza tanpa kecuali, sementara pengiriman bahan bakar akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza, kata Hamas.
Berdasarkan kesepakatan pertukaran tahanan, 50 tawanan akan dibebaskan dari Jalur Gaza dengan imbalan 150 tahanan Palestina dari penjara Israel, menurut pernyataan itu.
Dikatakan juga bahwa tahanan yang dibebaskan dari kedua belah pihak hanya akan mencakup perempuan dan individu di bawah usia 19 tahun.
Selain itu, Hamas mengungkapkan bahwa pendudukan setuju untuk tidak menargetkan atau menangkap siapa pun selama jangka waktu gencatan senjata.
Gerakan Perlawanan juga mengatakan bahwa kebebasan bergerak akan terjamin bagi seluruh warga Palestina di sepanjang Jalan Salah al-Din, yang menghubungkan distrik-distrik di Jalur Gaza.
Gerakan tersebut menegaskan kembali bahwa ketentuan perjanjian tersebut dirumuskan dan dicapai sesuai dengan visi dan tujuan Perlawanan, yang bertujuan untuk melayani rakyatnya dan membantu ketahanan mereka dalam menghadapi pendudukan Israel. []