Hakikat Politik Di Mata Imam Al-Ghazali

 Hakikat Politik Di Mata Imam Al-Ghazali

Politik (ilustrasi/Istimewa)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Tak hanya dikenal sebagai seorang filsuf besar Islam, sosok Imam Al-Ghazali ternyata memiliki pandangan tersendiri terkait politik yang ideal.

Setidaknya ada empat pembagian yang dilakukan oleh Imam Al-Ghazali terkait tingkatan penting dalam politik.

Pertama, peran politik para nabi yang memberikan pelayanan lahir dan batin kepada semua kalangan umat.

Kedua, peran politik para penguasa (raja, sultan, khalifah, presiden) yang memberikan pelayanan lahiriyah kepada semua kalangan umat.

Ketiga, peran politik para ulama yang memberikan pelayanan batiniah (ilmu dan agama) kepada semua kalangan masyarakat.

Keempat, para muballigh yang memberikan pelayanan ilmu dan agama kepada kalangan masyarakat awam saja.

Sebagai informasi, Imam Al Ghazali lahir pada tahun 450 Hijriah dan wafat pada 505 Hijriah /1111 Masehi di Thus.

Dilansir dari Hidayatuna.com, mengenai tempat kelahiran Imam Al-Ghazali, ada yang menyebut di daerah Thus, tapi ada juga yang menyebut di daerah Ghazalah (dekat Thus) di Khurasan (wilayah Iran).

Karena berasal dari daerah Ghazalah, maka ada yang beranggapan bahwa nama beliau dikenal dengan nama Al-Ghazali.

Nama lengkap Imam Al Ghazali, ada beberapa versi, antara lain Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Thusi Al-Ghazali.

Ada pula yang menyebut nama lengkap beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. Gelarnya yang paling popular adalah Hujjah Al Islam.

Kebesaran Imam Al-Ghazali di dunia Islam dapat disejajarkan dengan Augustinus atau Thomas Aquinas di Dunia Kristen. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *