Hakikat Doa
Oleh: Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar. MA
HIDAYATUNA.COM – “Belum terkabulnya doa atau terlambatnya pemberian dari Allah meskipun sudah dimohonkan berulang kali, janganlah membuatmua patah harapan, karena Allah pasti telah menjamin permintaan hamba-Nya sesuai dengan apa yang telah dipilih-Nya, bukan menurut keinginan hamba itu sendiri, dan dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada apa yang hamba inginkan.”- Ibnu Athaillah
Jalanilah takdir dengan penuh kerelaan. Barangsiapa yang menjalani takdirnya denga penuh kerelaan maka dia akan mencicipi surga sebelum datangnya surga, dan barangsiapa yang menolak takdirnya maka ia akan mencicipi neraka sebelum neraka itu datang kepadanya. Buatlah vibrasi surga pada diri kita masing-masing dengan cara menerima dengan lapang dada apapun yang telah Allah berikan. Sabda Rasulullah : “Barangsiapa yang bersabar menerima ujian dan musibah, maka musibah itulah yang akan mencuci dosa-dosa masa lampaunya. Salah satu tanda kecintaan Allah terhadap hamba-Nya, yaitu Allah akan mengutus siksaan-Nya lebih awal (di dunia) agar bersihlah dosa-dosanya sehingga kelak di akhirat tidak ada lagi siksa baginya. Namun jika Allah tidak senang kepada hamba-Nya, maka Dia akan menunda siksaan itu sampai di neraka, sehingga dia akan menanggung siksa yang pedih di neraka selamanya.”
Doa, hakikatnya adalah penuntun untuk mengubah diri. Kekuatan seseorang dalam mengubah dirinya dapat menjadi faktor kunci kesuksesan memburu pertolongan Allah. Oleh karena itu, langkah terpenting yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan antara yang kita minta (harapkan) kepada Allah dengan tindakan yang telah kita lakukan (kenyataan). Pikirkanlah apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan doa kita. Barangsiapa yang ingin doanya dikabulkan Allah, janganlah lebih dahulu memperhatikan apa yang kita minta. Akan tetapi perhatikan terlebih dulu apa yang bisa kita ubah dari diri kita sendiri. Misalnya, jika saat ini kita tengah dililit utang dan sebelumnya jarang shalat berjamaah di masjid, janganlah ragu untuk mulai berubah. Mulailah rajin shalat berjamaah di masjid. Jika sebelumnya jarang bersedekah maka segeralah ubah menjadi senang bersedekah
Selain sebagai media komunikasi dan interaksi dengan Allah, doa juga menjadi bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa kepada Allah tidak cukup hanya sekali tetapi harus berulang kali. Karena terkadang Allah senang mendengarkan jeritan ungkapan seorang hamba-Nya. Dan apabila Allah mengabulkan doa kita, maka bolehlah pula kita menyampaikan rasa senang dan gembira itu dengan penuh rasa syukur dengan cara semakin meningkatkan doa.
Sebagian orang yang telah mendapatkan hidayah dari Allah, terkadang mengubah isi doanya ditengah jalan. Dia tidak lagi mengharapkan materi duniawi seperti semula tetapi mengubah doanya agar mendapatkan keabadian cintanya terhadap Allah. Semua kemewahan duniawi dan karir jabatan tidak lagi dipedulikannya. Ia hanya butuh cinta kepada Allah dan ingin senantiasa berdekatan dengan-Nya. Kedekatan seperti inilah yang jauh lebih nikmat dibandingkan dengan apa yang dimohonkannya semula. Maka bisa jadi dengan kecintaan kepada Allah yang melebihi cintanya kepada yang lain itu, Allah akan memberikan yang lebih baik dari apa yang ia inginkan semula.
Kebahagiaan adalah dengan meyederhanakan keinginan, dan kemiskinan adalah dengan memperluas keinginan. Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Hanya keraguanlah yang selalu membayangi diri kita. Sikap selalu ragu akan kerunia Allah adalah bagian dari syirik kecil, seolah-olah ia tidak yakin pada Allah dan tidak yakin pada dirinya sendiri. Kegagalan bersumber dari keraguan tetapi dasar kesuksesan adalah keyakinan. Barangsiapa yang yakin pasti ia akan memperoleh apa yang ia inginkan. Sebaliknya keraguan itulah yang akan mematahkan jembatan rezeki itu sendiri.
Seorang mukmin sejati adalah orang yang tidak banyak keinginannya karena dia hanya yakin kepada Allah, dengan sabar menjalankan perintah-Nya, dan senantiasa berusaha menjauhi larangan-Nya. Orang yang kaya adalah mereka yang banyak bersedekah, karena sedekah adalah sebaik-baik doa seorang hamba.
Ketika kita berdoa, yang paling penting bukanlah terkabulnya doa. Bukan pula datangnya barang yang kita pinta, atau lenyapnya penderitaan yang menimpa. Tetapi meningkatnya kedekatan diri kepada Allah itulah yang paling penting dari proses doa yang kita lakukan. Hakikat doa tidak sekedar mencari kepuasan atas dikabulkannya permintaan kita, tetapi ia berdampak kedekatan pada Illahi.
—
Istiqlal
Bila kesulitan menghadang/ Hadapi dengan senyuman/
Pantang lemah dan keluh kesah/ Bulatkan tekad untuk terus berjuang/
Harus kuat/ Harus tegar/ Insya Allah.
Bila sukses telah diraih/ Jaga diri tetap rendah hati/
Sujudlah untuk mensyukuri/ Karena semua nikmat Illahi/
Jangan ujub/ Jangan sombong/ Insya Allah.
Source: FP Facebook Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar. MA