Hadiah Umroh untuk Marbot Difabel Hafidz Quran
HIDAYATUNA.COM, Semarang – PPPA Daarul Quran Semarang memberi hadiah umroh kepada seorang difabel yang mengabdikan hidupnya sebagai marbot. Ustaz Subki sehari-hari ia bekerja sebagai marbot di Masjid Jami’ Hudallah yang terletak di jalan Puspogiwang, Gisikdrono, Semarang.
Setiap menjelang adzan, Ustaz Subki beranjak meninggalkan aktivitasnya. Ia bergegas menyapu debu dan kotoran yang terlihat di bagian vital masjid, tempat wudhu dan kamar mandi selalu rutin dicek kebersihannya. Semua ia pastikan kebersihannya sebelum jamaah masjid datang.
Sudah hampir 8 tahun amanah ini dijalaninya dengan senang hati. Keterbatasan fisiknya tak sedikitpun menjadi penghalang untuknya tetap semangat melakukan hal-hal yang banyak manfaatnya untuk orang lain.
Pria kelahiran Kendal 37 tahun silam ini, mengalami kejadian yang membuat fisiknya tak lagi sempurna. Berawal saat ia berusia 4 tahun, Ustaz Subki mengalami demam tinggi yang mengakibatkan timbulnya gejala folio dan kelumpuhan pada kedua kakinya. Sejak saat itu, pertumbuhan kakinya terhambat dan ia mengalami cacat fisik.
Kedua kakinya tak lagi mampu untuk menopangnya berdiri sehingga untuk aktivitas sehari-hari Ustaz Subki mengandalkan kedua telapak tangannya sebagai pengganti kaki. Berangkat dari impian berangkat ke Tanah Suci, Ustaz Subki tak berhenti berdoa hingga panggilan Allah itu datang kepadanya melalui PPPA Daarul Quran Semarang.
Keinginan ke Tanah Suci Sempat Terhalang Pandemi
Namun apalah daya, keberangkatannya tahun lalu terhalang pandemi Covid-19. Hal itu terpaksa membuat impiannya sejak lama untuk bisa berkunjung ke Tanah Suci harus tertunda.
Meskipun begitu doanya untuk bisa menginjakkan kaki ke Baitullah tak pernah terputus. Pada tanggal 16 Maret 2022 lalu impia itu terwujud.
Ustaz Subki dikenal sebagai sosok yang tak pernah merasa berputus asa, malu ataupun merasa kecewa. Dalam segala keterbatasan yang dimilikinya sejak kecil, anak keempat dari enam bersaudara ini telah bercita-cita untuk bisa mengeyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi.
Selepas mondok, ia mengikuti ujian kejar paket B dan paket C. Ustaz Subki berhasil tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Wahid Hasyim Semarang tahun 2017. Kini Ustaz Subki pun sibuk mengajar ngaji di Masjid Jami’ Hudallah dan Musholla Nurul Hikmah.
Atas kerja keras dan ketekunannya inilah ia diganjar hadiah umroh. Ustaz Subki patut menjadi satu dari sekian penyandang disabilitas yang dapat dijadikan teladan, semoga semakin banyak Ustaz Subki lainnya sehingga Indonesia tidak kekurangan para alim. (rel/pit)