Habib Ja’far: Mudik adalah Simulasi Pulang ke Akhirat

 Habib Ja’far: Mudik adalah Simulasi Pulang ke Akhirat

Aksiologi Mudik Lebaran: Antara Etika dan Estetika Merayakan Hari Kemenangan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Mudik artinya pulang ke kampung. Itu sebuah tradisi yang mulia, sebab Nabi Muhammad SAW pun begitu mencintai kampung halamannya yaitu Mekah.

Hal itu disampaikan Habib Husein Ja’far Al-Hadar melalui video singkat yang diunggah akun Instagram pribadinya @husein_hadar, dikutip pada Selasa (3/05/2022).

Habib Ja’far mengatakan Rasulullah pun sangat mencintai kampungnya di Mekah sehingga momentum mudik merupakan tradisi yang sudah ada pada zaman Rasulullah.

“Nabi berupaya jika memiliki kesempatan dan tidak ada yang menghalang-halangi, Baginda untuk pulang ke kampungnya,” katanya.

Putra dari Habib Ja’far Al-Hadar itu mengungkapkan bahwa mudik adalah momentum untuk mengingat bahwa kita adalah orang kampung.

“Ketika kita sukses di kota kita harus berpikir bagaimana untuk membangun kampung kita. Bukan malah ketika kita pulang kampung berlaku sombong dan flexing ke orang-orang di kampung kita,” kata pemilik akun channel YouTube Jeda Nulis itu.

Mudik, menurut Habib Ja’far mengajarkan bahwa suatu hari seseorang akan pulang ke kampung yang sejati yaitu akhirat.

“Maka seperti ketika kita pulang kampung saat ini penuh dengan kegembiraan,” katanya.

“Maka pastikan ketika pulang kampung ke akhirat kelak kita juga penuh dengan kegembiraan dengan berbekal amal baik,” tandasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *