Gus Nadir: Para Ulama Zaman Dulu Itu Raksasa Ilmu
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Rais Syuriyah PCINU Australia-New Zealand, KH Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir menjelaskan bahwa sebenarnya di dalam ilmu itu perlu dipisah-pisahkan. Antara ilmu agama dengan ilmu umum. Sebab menurutnya ilmu itu luas.
Ia menjelaskan bahwa dahulu kala tidak ada pemisahan antara ilmu agama dengan umum. Gus Nadir memberikan contoh para ilmuwan-ilmuwan Islam pada masa lampau banyak yang mengusai ilmu dari berbagai disiplin ilmu.
“Dulu tidak ada pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum, ilmu agama (dengan) ilmu akhirat. Para ulama ulama kita zaman dulu itu disebut sebagai para raksasa ilmu: satu orang menguasai berbagai disiplin ilmu,” kata Gus Nadir saat mengisi acara stadium general via virtual di Purworejo baru-baru ini, sebagaimana dikutip Kamis (10/12/2020).
Jadi lanjut dia, “Ilmu itu begitu luasnya,” jelasnya.
Dalam kasus ini, Gus Nadir memberikan contoh-contoh ilmuwan Islam yang banyak menguasai berbagai disiplin ilmu. Ia menyebut antara lain adalah Ibnu Sina.
Dimana sosok Ibnu Sina adalah seorang ulama yang ahli filsafat Islam, tapi juga ahli Kedokteran.
Selain itu terdapat nama lain ilmuwan muslim yang tak kalah hebat yakni Ibnu Rusyd. Ia adalah seorang ulama ahli fiqih dan juga pakar filsafat serta fasih mengusai ilmu kedokteran.
“Ibnu Rusyd ini di Barat dikenal sebagai Avveroes. Ibnu Ruyd dia ahli fiqih, ahli filsafat, ahli kedokteran. Misalnya kitab fiqihnya, Bidayatul Mujtahid, itu masih dibaca sampai sekarang,” kata Gus Nadir.
Padahal lanjut Gus Nadir, usia kitab Bidayatul Mujtahid itu sendiri sudah ribuan tahun lalu dan si pengaran sudah wafat. Namun karena karya itu sangat penting, sehingga sampai saat ini masih terus di pelajari.
“Jadi satu orang menguasai berbagai disiplin ilmu. Begitu juga dengan ulama-ulama kita yang lain,” jelasnya.