Gus Mus Ungkap Kesetiaan NU Pada Negara, Meskipun Sering Dikecewakan Pemerintah

 Gus Mus Ungkap Kesetiaan NU Pada Negara, Meskipun Sering Dikecewakan Pemerintah

HIDAYATUNA.COM, Pamekasan – Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengungkapkan bahwa di antara umat Islam semestinya saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat.

“Bukan hanya karena sesama Islam, tapi juga sesama warga bangsa untuk menciptakan suasana hormat menghormati,” tuturnya saat mengisi pengajian Malam Puncak Hari Santri 2019 PCNU Pamekasan di Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu 26 Oktober malam.

Selian itu ia menuturkan, warga Nahdatul Ulama (NU) adalah yang paling menghormati ulama dan habib. Sangat naif bila dikatakan NU tidak hormat pada ulama dan habib. Jangan sekali-kali, lanjutnya, membenturkan NU dengan habib. Kalau tidak ada warga NU, maka tidak akan ada yang mencium tangan habib.

“Orang NU adalah orang desa. Orang desa dari segi norma, paling dekat pada pengamalan ajaran Rasulullah SAW. Karena kiai-kiai desa tidak sembarang punya ilmu. Tapi bisa dipertanggungjawabkan sampai yaumul hisab,” jelas Mustasyar PBNU itu.

Dari ajaran menghormati tetangga, masih lebih baik orang desa ketimbang orang kota. Ketika bangun rumah, orang desa pasti turut membantu, sering dengan tenaga, dan kadang dengan uang. Jadi mereka guyub dan rukun.

“Kepedulian pada tetangga adalah perintah langsung dari Rasulullah SAW. Itu diamalkan secara istikamah sampai sekarang oleh orang desa,” jelasnya.

Di sisi yang lain ia juga mengatakan, kesetiaan dan loyalitas NU adalah pada Indonesia. Bukan pada pemerintah. NU tidak pernah berontak, sekalipun dikecewakan oleh pemerintah.

Saat orde baru berkuasa, kenangnya, NU sudah dikecewakan. Ketika itu NU diabaikan, ditindas dan sebagainya. Namun, ketika Pemilu digelar, NU tidak pernah memberontak. Itu karena NU loyal kepada Indonesia, bukan pada pemerintah.

“Kiai, saya menyatakan Indonesia adalah rumah. Kamu menghirup udara, udara Indonesia. Kita makan dan minum dari makanan dan minuman Indonesia. Ketika meninggal, kita akan kembali menyatu dengan tanah Indonesia,” tukasnya.

Pada kesempatan kali itu, ia juga menjelaskan, pesantren adalah NU kecil. NU merupakan pesantren besar. Pesantren yang bukan NU adalah tergolong bid’ah.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *