Gus Mus Berpesan Jangan Ragukan Loyalitas NU Kepada Indonesia
HIDAYATUNA.COM, Pamekasan – Mustasyar PBNU, KH Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus mengungkapkan bahwa, NU selalu setia kepada Indonesia, bukan pemerintah. Meski pun banyak dikecawakan pemerintah, namun NU masih tunduk kepada Indonesia.
Demikian diungkapkan Gus Mus, saat mengisi pengajian Malam Puncak Hari Santri 2019 PCNU Pamekasan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (26/10) malam.
“Kiai, saya mengatakan Indonesia adalah rumah. Kamu menghirup udara, udara Indonesia. Kita makan dan minum dari makanan dan minuman Indonesia. Ketika meninggal, kita akan kembali menyatu dengan tanah Indonesia,” kata Gus Mus yang disimak secara khidmat oleh ribuan nahdliyin.
Menurut Gus Mus, Pesantren itu kecil. Pesantren besar itu NU. “Pesantren yang bukan NU, tergolong bid’ah,” ujar Gus Mus yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Ia juga menegaskan bahwa, NU sangat mencintai Ulama dan Habib. Anggapan, jika NU tidak hormat kepada Ulama dan Habib itu anggapan yang salah besar.
“Jangan sekali-kali membenturkan NU dengan habib. Kalau tidak ada warga NU, maka tidak akan ada yang mencium tangan habib,” ungkapnya.
Gus Mus menjelaskan, orang NU adalah orang desa. Orang desa dari segi norma, paling dekat pada pengamalan ajaran Rasulullah SAW.
“Karena kiai-kiai desa tidak sembarang punya ilmu. Tapi bisa dipertanggungjawabkan sampai yaumul hisab,” paparnya.
Masyarakat urban dengan masyarakat pedesaan sangatlah berbeda. Dari segi kepedulian dan solidaritas sangatlah berbeda.
“Kepedulian pada tetangga adalah perintah langsung dari Rasulullah SAW. Itu diamalkan secara istikamah sampai sekarang oleh orang desa,” jelasnya.