Gus Miftah: Santri Tidak Boleh Insecure
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta, KH Miftah Maulana Habiburahman (Gus Miftah) menanggapi fenomena ungkapan insecure yang lagi tren saat ini. Hal itu disampaikan Gus Miftah di depan para santri Pondok Pesantren Al Mahrusiyah Lirboyo.
“Jadi santri tidak usah galau soal rezeki dan besok bakal jadi apa karena rezeki kita sudah dijamin oleh Allah. Santri saat ini bisa jadi apa saja, santri bisa jadi presiden seperti Gus Dur. Santri bisa jadi wakil presiden seperti Kiai Ma’ruf. Santri bisa jadi gubernur seperti Bu Khofifah. Santri bisa jadi menteri seperti Gus Halim, dan santri bisa jadi kiai viral seperti saya,” kata Gus Miftah. Sebagaimana dilansir dalam tayangan Youtube yang diunggah Elmahrusy Media, dikutip Kamis (2/12/2021).
Ia mengingatkan pemuda dan santri tidak boleh merasa insecure terhadap pencapaian orang lain. Sebab jalan rezeki setiap insan kata Gus Miftah, sudah diatur oleh Allah SWT.
“Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam kitab Hikam ‘Hidupmu tidak usah kebanyakan ngatur, karena sudah ada yang ngatur. Manusia hanya perlu mengikuti aturan,” ujarnya.
Memaksimalkan Kemampuan dalam Diri
Ia menegaskan agar pemuda dan santri tidak perlu merasa insecure, yang terpenting lakukan dengan baik peran masing-masing. Jika santri maka maksimalkan ngajinya. Jika pemuda yang sedang bekerja, maksimalkan pekerjaannya. Ia mengingatkan bahwa mengkhawatirkan masa depan merupakan tanda lemahnya iman.
“Kita diingatkan, akan terkabul sebuah permintaan ketika kita sandarkan permintaan hanya kepada Tuhan, dan tidak akan mudah sebuah persoalan ketika kita hanya mengandalkan diri sendiri, tanpa mengandalkan Tuhan. Sangat perlu melibatkan Tuhan di segala situasi dan kondisi,” ungkapnya.
Gus Miftah memberikan contoh, persoalan tidur adalah hal sepele. Ketika Allah tidak menghendaki manusia untuk tidur, maka seseorang tidak akan bisa tidur.
“Saat saya mengajak jemaah umrah harus suntik meningitis, kan perlu adanya tes urine. Waktu itu ada jemaah umrah sampai 30 menit di toilet tidak keluar-keluar. Saya bertanya ‘Kok lama?’ Lalu ia menjawab urinenya tidak bisa keluar. Dan saat giliran saya, eh saya juga merasakan hal yang sama. Berarti di saat itu Allah belum menghendaki kita untuk buang air kecil,” paparnya.
Santri Harus Husnudzon
Gus Miftah mengatakan, tidak ada yang bisa menolak segala yang Allah kehendaki. Meskipun orang sedunia menolak kalau kemudian Allah berkehendak, maka akan kalah penolakan manusia.
Sebagai manusia harus percaya diri, bahwa Allah menciptakan manusia dengan segala kemampuannya dan waktunya. Allah memberikan maziah masing-masing.
“Sehingga kemudian segala kekurangan yang kita miliki, tidak boleh membuat kita menjadi insecure underestimate istilahnya. Semua orang memiliki kelebihan masing-masing dengan bidang yang berbeda-beda. Kita istimewa di mata orang yang tepat,” kata Gus Miftah mengayomi santri.
Ia juga mengajak para santri agar terus husnudzon terhadap takdir hidup yang diberikan oleh Allah. Sebab di setiap kejadian hidup pasti terdapat hikmahnya.
Seperti yang dikatakan Syekh Mutawaili Asy-Sya’rawi, ulama masyhur dari Mesir. Ia mengatakan, jika seorang hamba tahu maksud dibalik takdir yang ditetapkan kepadanya, pasti ia akan menangis karena berburuk sangka kepada Allah SWT.