Gus Miftah Ajak Masyarakat Berobat ke Medis Dari Pada Dukun
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pendakwah kondang nasional, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) mengingatkan masyarakat untuk lebih memilih pengobatan medis dari pada ke kudun. Ini menyusul fenomena praktik perdukunan berkedok agama dan pengobatan yang ramai baru-baru ini.
Menurut Gus Miftah ada beberapa jenis kiai yang memang memiliki kelebihan khusus, tapi ada pula orang yang mengaku kiai, kemudian memanfaatkan status sosialnya untuk kepentingan pribadi.
“Ada jenis-jenis Kiai. Kiai tutur, catur, sembur, nganggur, ngawur,” kata Gus Miftah dalam video singkat yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @gusmiftah, dikutip Senin (15/08/2022).
Gus Miftah menjelaskan ‘kiai tutur’ adalah kiai yang gemar memberi nasehat (tausiyah) ke orang lain, mengajari para santri tentang ilmu agama, tentang akhlak dan ilmu-ilmu yang lain.
“Kiai memberikan nasehat mauidhoh, tausiah, ngulang ngaji. Sedangkan kiai catur, kiai yang proyeknya politik, diundang partai merah sorbannya merah, di undang partai hijau sorbannya hijau, diundang partai kuning sertanya sorbannya kuning,” sambungnya.
Sementara itu, lanjut dia, ada pula kiai sembur. Menurutnya yang disebut kiai sembur adalah kiai yang memiliki keahlian dalam pengobatan. Namun, kata Gus Miftah, kiai seperti itu rawan penipuan, karena siapa saja bisa melakukannya dengan mengaku menjadi kiai atau Gus, padahal hanya trik sulap.
“Ketiga kiai sembur. Nah ini yang sedang viral pertanyaannya adalah kiai yang berpenampilan seperti dukun atau dukun yang berkedok seperti kiai dan Gus,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta itu.
“Kenapa sih dukun-dukun itu dipanggil orang pintar, ya mungkin karena yang datang orang bodoh. Kenapa mereka dipanggil paranormal karena mungkin yang datang orang abnormal,” sambungnya.
Menurut pandangan pribadi Gus Miftah, ia lebih percaya rasionalitas, dalam arti ia lebih memilih pengobatan secara medis dari pada metode-metode pengobatan dukun.
“Kalau saya yang rasional saja deh, perdukunan itu rawan dengan penipuan karena yang dilakukan tidak rasional. Saya tidak ada urusan dengan orang yang membuka praktek perdukunan tetapi kenapa sering terjadi penipuan karena yang dilakukan tidak rasional dan tidak ada tolong ukurnya,” tegasnya.
Gus Miftah mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap segala bentuk penipuan tentang praktik pengobatan non-medis.
“Kalau anda punya penyakit medis ya berobatlah secara medis. Orang sakit medis berobatnya non medis, maka itulah berpotensi adanya peluang penipuan pembohongan dan lain sebagainya,” pungkasnya.