Gus Dur dan Isu Palestina vs Israel

Gus Dur dan implementasi nilai-nilainya (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Konflik Palestina vs Israel rupanya belum usai sepenuhnya. Meskipun Palestina-Israel telah sepakat melakukan gencatan senjata atas dukungan dari berbagai negara pada 21 Mei 2021. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bakal terjadi perang lagi di masa mendatang.
Sebab konflik wilayah merupakan permasalahan yang rumit karena berkaitan dengan tempat tinggal para penduduk, khususnya warga Palestina dan Israel sendiri.
Konflik Palestina-Israel menjadi perhatian dari tokoh-tokoh di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan solusi untuk mencapai perdamaian antara kedua negara tersebut.
Rupanya konflik yang sudah berlangung bertahun-tahun ini pernah dikomentari oleh Almarhum Abdurrahman Wahid atau yang kita kenal dengan nama Gus Dur. Presiden keempat Republik Indonesia itu sempat mengungkapkan pendapatnya, bahwa sebenarnya konflik yang terjadi antara kedua negara itu bukan sepenuhnya kesalahan Israel.
Kemanusiaan yang Terusik
Sebagai sosok yang dikenal humanis dan kerap membela hak-hak minoritas, Gus Dur sangat menyayangkan konflik tak berkesudahan antara Palestina dan Israel. Tentu saja banyak pihak yang juga prihatin dengan kondisi tersebut.
Dengan berbagai alasan termasuk salah satunya politik, perang antara Palestina dan Israel telah menjatuhkan banyak korban. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, sebanyak 248 warga Palestina dan 12 warga Israel meninggal dunia. Sementara ratusan orang lainnya mengalami luka-luka baik berat maupun ringan.
Siapa yang tidak terusik dengan kematian banyak orang sipil akibat perang Palestina vs Israel? Dari jumlah tersebut warga Palestina paling banyak menanggung korban, dari anak-anak tak berdosa hingga lansia.
Oleh sebab itu, dengan dalih apa pun perang tersebut, kemanusiaan dan penderitaan warganya merupakan hal yang wajib menjadi perhatian.
Rawan Dimanfaatkan Satu Pihak
Lantas siapa sebenarnya yang harus bertanggungjawab atas konflik Palestina vs Israel tersebut? Inilah yang menjadi perhatian. Berdasarkan berita-berita yang disebarluaskan, banyak pihak yang mendukung warga Palestina dan melontarkan kebencian kepada Israel.
Sementara itu, ulama besar Tanah Air Kiai Haji Abdurrahman Wahid melihat fenomena itu sebagai kesalahan dari kedua belah pihak. Mengutip dari suarasurakarta.id, konflik kedua negara tersebut rawan dimanfaatkan salah satu pihak dengan cara menggiring opini untuk mencari perhatian dunia. Sebab dunia pun juga memanas karena berbeda dukungan antara Israel atau Palestina.
Menurut Gus Dur, Israel selalu dianggap salah oleh kebanyakan orang. Padahal kedua belah pihak sama-sama menyebabkan korban berjatuhan. Serangan roket pun juga aktif dilakukan keduanya.
Isu yang Tak Kunjung Usai
Jika ditelisik kembali ke akar permasalahan, sebenarnya konflik itu bisa diselesaikan dengan cara berunding dari hati ke hati tanpa adu senjata.
Berdasarkan pendapat Gus Dur saat beliau masih hidup, konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel berawal dari perbedaan pendapat mengenai wilayah negara.
Persoalan klaim wilayah merupakan masalah yang sulit menemukan titik temu yang akhirnya berujung adu kekuatan dan adu senjata. Konsekuensinya warga sipil pun menjadi korban serangan balik.
Alasan Gus Dur Dekat Dengan Israel
Bisa dibilang Gus Dur merupakan orang Indonesia satu-satunya yang memiliki hubungan dekat dengan Israel. Sebab ia tahu sebenarnya dalam kasus ini tidak hanya Israel yang bersalah, namun Palestina juga.
Menurutnya, tidak jarang Hamas menyebarkan propaganda kepada dunia seolah-olah Israel yang sepenuhnya salah. Sebenarnya di balik semua konflik yang memanas hingga membakar emosi masyarakat dunia ini, ada campur tangan dari keduanya.
Selain itu perlu dipahami juga bahwasannya Gus Dur dulunya dikenal dekat dengan Israel. Wawancara eksklusif C Hollad Taylor, sahabat baik Gus Dur dari Amerika, mengungkapkan banyak fakta tentang kedekatan Gus Dur dengan Israel.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Gus Dur mengaku memiliki beberapa teman Yahudi yang menjadi korban kebrutalan dan ketidakadilan. Beliau menyaksikan sendiri teman-temannya itu dieksekusi secara kejam karena dituduh sebagai mata-mata Israel.
Tentu saja dalam konteks ini, perbedaan agama dan etnis tidak ada hubungannya dengan Gus Dur. Kecuali menjadikan teman dan gurunya yang merupakan orang Yahudi sebagai sasaran rezim yang berakhir eksekusi mati. Sebab bagi Gus Dur yang kita kenal sebagai aktivis HAM, penderitaan yang dialami orang warga di seluruh dunia merupakan hal prioritas.
Pesan untuk Umat Muslim Indonesia
Banyak petuah yang menjadi pengingat umat berasal dari sosoknya. Gus Dur berpesan kepada umat Muslim di Indonesia supaya tidak terbawa arus dengan propaganda Hamas di Palestina.
Mari kita lihat secara objektif, apa yang terjadi di balik kekacauan ini, baik dari sisi Israel maupun Hamas (Palestina). Keduanya berkepentingan politis sehingga, jika ada fenomena guru mengeluarkan muridnya dari sekolah karena menghina Palestina, maka itu adalah hal yang ironis.
Sebab, mendukung kemerdekaan Palestina itu harus, sesuai isi pembukaan Undang Undang Dasar 1945 ‘penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’. Namun jika seorang murid dikeluarkan dari sekolah lantaran ia menghina Palestina, maka artinya itu sewenang-wenang dan merampas hak orang untuk berekspresi dan mendapat pendidikan.
Tentu saja kita semua patut berduka atas apa yang terjadi antara Palestina dan Israel. Dengan alasan kemanusiaan, tidak layak dibenarkan segala bentuk penjajahan dan kekerasan. Perang hanya meninggalkan luka, trauma, dan korban yang tak berkesudahan.
Maka, sebagai warga negara Indonesia, kita perlu memahami akar masalah yang terjadi antara Palestina vs Israel tanpa memberikan penghakiman. Mengulurkan bantuan kemanusiaan ke Palestina saat ini lebih dibutuhkan daripada propaganda dan ujaran kebencian semata di media sosial.